Sekeranjang Puisi Rasa Cinta
Bahwa Puisi adalah Bahasa Rasa. Itu tidak salah. Oleh karena itu, siapa pun dia yang masih punya perasaan dan mampu mencurahkan rasanya dalam rangkaian kata-kata, maka jadilah puisi. Apalagi kalau yang dicurahkan itu bukan minyak goreng, eh maaf. Maksudnya, kalau yang dicurahkan itu adalah ‘Rasa Cinta’ yang kemudian ditulis dengan sepenuh cinta, maka setiap peristiwa sekecil apa pun, akan mampu mengusik perasaan untuk kemudian disampaikan dalam rangkaian kata.
[iklan]
Saad Fauzi ATT yang juga dikenal sebagai Ca’at Fa dalam akun FBnya, agaknya punya perasaan cinta yang tak terbatas. Dia bisa jatuh cinta pada apa saja, siapa saja dan di mana saja. Hebat, kan?
Jadi Puisi itu Bahasa Rasa?
Belum tentu juga.
Nahlo. Koq bisa begitu?
Ya memang begitu. Sederhananya, Puisi itu adalah Bahasa Rasa.
Tidak sederhananya?
Puisi adalah Bahasa Rasa yang punya Rasa Bahasa.
O, begitu ya. Lalu seperti apa Rasa Bahasa dari Bahasa Rasa yang ada dalam kumpulan puisi Sekeranjang Rasa Cinta ini?
Nah, itu masalahnya. Bicara soal Rasa maka urusan bisa jadi ribet karena setiap orang punya selera rasa yang berbeda-beda.
Jadi gimana, dong?
Ya nggak gimana-gimana. Kalau mau tau seperti apa Rasa Bahasa dari kumpulan puisi Rasa Cinta hasil masakan Saad Fauzi, silahkan saja nikmati lembar demi lembar dari bukunya dengan sepenuh rasa cinta. Buku ini bisa dipesan ke penulisanya ya.
Rasa cinta pasti ada
pada mahluk yang bernyawa
tak akan hilang selamanya
sampai dating akhir masa
Renungkanlah….
(Mashabi)
Saad Fauzi ATT, dikenal juga sebagai Ca’at Fa. Pria kelahiran Jakarta, 29 Mei 1958 ini pernah merasakan nikmatnya bangku sekolah dan senang menulis. Karya puisinya pernah juga dimuat di koran Siar Harapan. Puisi-puisi lainnya juga pernah muncul di beberapa buku antologi bersama, antara lain antologi Gerhana. Buku Puisi Tunggalnya setelah Sekeranjang Rasa Cinta adalah GELORA MERAH SAGA yang berupa kumpulan puisi visual.