Resolusi tahun 2023?
Hmm… saya tidak punya. Karena semua saya biarkan mengalir seperti air meski tetap harus fokus dan konsisten dengan tujuan hidup. Sedapat mungkin. Apa yang telah saya lakukan selama hidup ini di mana waktu seolah melesat begitu cepat bak anak panah terlepas dari busurnya. Tetiba ini sudah memasuk minggu ketiga di awal tahun 2023.

Apa yang sudah saya lakukan? Sebagai Ibu Rumah Tangga? Well… hari-hari saya jalani seperti biasa. Kids mulai sekolah. Saya mulai lagi dengan rutinitas. Seragam, buku-buku pelajaran yang sempat terselip dan tentu harus ditemukan. Sepatu-sepatu sudah harus bersih dan kaos kaki yang bolong-bolong pun tak luput dari perhatian.

Yang pasti pada awal tahun ini saya ingin mulai mengelola keuangan dengan lebih bertanggung jawab. Harus lebih bisa berhemat. Harus menabung jika memungkinkan. Membereskan hutang piutang sesegera mungkin. Ini juga penting.

Resolusi yang Tidak Neko-Neko
Bijak menjadi seorang Ibu. Setidaknya ini harapan saya  Sementara untuk bisa disebut sebagai seorang ibu yang bijak?  Kriterianya pasti panjang untuk bisa disebut demikian. Sebagai manusia, saya paham betapa kemuliaan seorang ibu adalah sesuatu yang tak ternilai.

Menjadi seorang ibu adalah menjadi malaikat bagi anak-anaknya. Jika bisa, 24 Jam siaga. Menjadi seorang Ibu adalah  perjalanan tak terlukiskan di mana segala rasa ada. Merepotkan, membahagiakan, membanggakan plus tantangan. Semua ada di dalamnya.

Menjadi seorang Ibu adalah bukan hanya persiapan yang tak melulu membaca teori. Dalam perjalanannya semua itu adalah karena pengalaman atas banyak hal yang dilewati dan dijalani. Karena pada prakteknya, banyak hal dalam menjalaninya adalah sesuatu yang tak terkira. Tak terbayangkan.

Bulan Januari 2023, masih musim hujan yang terjadi sejak akhir tahun dan mungkin hingga akhir bulan ini di mana perayaan Imlek akan berlangsung.

Lalai sedikit? Itu musim penyakit. Tubuh bisa menjadi mudah lemah terutama untuk anak-anak. Pola makan yang harus dijaga. Makan minum cukup tanpa memperhatikan asupan gizi juga bukan jaminan karena semua harus seimbang.

Makanan sehat juga tidak harus selalu mahal. Bersyukurlah kita karena masih dilimpahi tumbuh- tumbuhan yang bermanfaat dan bisa dikonsumsi dengan murah. Dari sini saya mulai semuanya. Memberikan keluarga makanan-makanan sehat. Tidak selalu harus serba direbus karena digoreng pun tak mengapa asal setelahnya minum air hangat dan rebusan rempah setiap sore seminggu minimal 2x.

Rempah yang saya gunakan tidak terlalu mahal. Kunyit adalah penangkal segala penyakit radang. Caranya? Mudah. Terserah mau direbus atau hanya ditambah air mendidih. Jika ingin direbus/digodok? Gampang! Ambil 5 ruas Kunyit masak sebesar ibu jari kemudian cuci bersih. Kupas. Iris atau potong sesuai selera. Rebus dengan 4 gelas air. Matikan api ketika air rebusan sisa 2 gelas. Minum ketika sudah hangat-hangat kuku. Bisa dicampur madu. Terserah. Jika pakai cara lain? Parut kunyit tersebut, tambahkan air panas satu gelas. Saring. Lalu diminum.

Rempah lain? Apakah sudah pernah mencoba mengkonsumsi bawang putih tunggal? Memang rasanya pedas dan memancing indra perasa. Boleh di-keprek atau diiris halus lalu langsung ditelan jika tak sanggup mengunyah. Mengkonsumsi bawang putih tunggal bagi yang belum terbiasa memang akan merepotkan. Tetapi jika sudah terbiasa, hal itu tak masalah. Saya hanya mengkonsuminya seminggu dua kali. Maka tubuh ini seperti merasa sempurna. Virus dan bakteri yang akan mulai bersarang akan lari terbirit- birit. Terbuang melalui urin dan feses. Dan kami sudah membuktikannya.

Rempah lain? Kadangkala saya selingi dengan rebusan daun salam atau daun sirsak. Itu semua murah alias tidak berbiaya mahal dan mujarab sebagai penangkal penyakit. Membuat keluarga terhindar dari penyakit adalah salah satu resolusi. Menjadi Ibu sempurna? Itu pasti dambaan banyak wanita. Meski kenyataan ketika menjalaninya, kadangkala kita seperti kalang kabut dan terengah-engah.

Itulah hidup. Tak ada yang mudah dan indah. Karena dalam menjalaninya kita semua sering dibuat terperangah. Salam sehat. {Cikeu Bidadewi}

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *