Ada ungkapan “Tiada kegiatan abadi, pasti ada usainya”. Begitu juga kesibukan tugas, setelah segala urusan beres di Washington DC, giliran perjalanan berikutnya segera menuju ke kota Seattle di Negara bagian Washington State – Amerika Serikat. Penerbangan dari Washington DC menuju ke kota Seattle di Washington State memerlukan waktu sekitar lima jam lebih, dan Bandara Seatac di Washington State-pun sudah menunggu kedatangan tamu perjalanan. Beberapa diantara kami, yakni seorang teman seperjalanan pernah tinggal sejenak di kota ini. Tepatnya di kota Seatac, yaitu kawasan pertemuan antara kota Seattle dan kota Tacoma.
Di seputaran kota Seattle banyak obyek wisata yang bisa dikunjungi oleh masyarakat luas, antara lain : Musium Boeing, Pusat pusat belanja, Public Market, Pantai Alki, Taman Marymoor, Taman Gas Works, Sungai Issaquah tempat ikan Salmon mudik, Snoqwalmie Pass, Boeing Factory, Taman Kerry, serta monumen Space Needle.
Ada kabar baik bagi warga Muslim bahwa di kota Seattle, relatif banyak terdapat masjid, mulai dari yang kecil sampai masjid besar. Sebut saja masjid EMC (Everett Moslim Community) di kawasan Everett, dan masjid MAPS (Moslim Association Pugeot Sounds) di kawasan Pugeut Sound. Disamping itu, penjual makanan halal juga banyak, mulai dari orang berkebangsaan Champa Thailand, Afrika, Timur tengah dan Afganistan. Pedagang makanan dari Indonesia masih jarang.
Komunitas muslim pun banyak dijumpai di kota Seattle, sehingga tidak terlalu sulit untuk menemukan masjid, musola maupun makanan halal. Jangan heran juga, jika mendengar orang bercakap dalam bahasa Indonesia. Karena memang banyak orang Indonesia tinggal dan bekerja di kota ini. Rata rata mereka bekerja sebagai tenaga ahli di bidang teknologi maupun di bidang lain tetapi tetap berprofesi sebagai tenaga ahli.
Ohya masing masing tempat berkunjung, mulai dari pertokoan sampai obyek wisata, masing masing menawarkan tema menarik dan berbeda beda, harga barang yang dijual pun relatif terjangkau bagi wisatawan Indonesia pada umumnya.
Sedangkan tampilan pertokoan sebagai pusat belanja, justru mol yang berada di Jakarta-Indonesia tidak kalah mewah jika dibandingkan dengan mol di kawasan Seattle. Andai seseorang dari Jakarta ditutup mata, kemudian dilepaskan di super market West Fields di Seattle misalnya, dijamin orang tersebut hampir tidak bisa membedakan, bahwa dia sedang berada di Jakarta ataukah di kota Seattle, yang penting jangan berbicara, agar tidak ketahuan bahasa lokalnya.
Adapun beberapa masjid dan atau destinasi wisata di kota Seattle dan sekitarnya, antara lain :
Masjid MAPS
Masjid ini termasuk kategori masjid besar, halaman parkir luas, dan buka hampir setiap hari. Masjid MAPS berada di kawasan Pugeut Sound, tidak terlalu jauh dari kantor Microsoft, milik Pak Bill Gates. Menurut informasi jama’ah masjid bahwa Imam besarnya berasal dari Indonesia, Bapak Ustadz Juban, dari Jawa Barat. Ada yang bilang dari Cianjur. Saya sendiri belum pernah bertemu beliau. Yang menarik, masjid ini sering membuka open house unuk kunjungan warga non-muslim, agar bisa bertukar pandang mengenai agama Islam. Masjid ini mempunyai banyak jama’ah. Anak anak kecil bisa ikut Jum’atan, mereka tertib tanpa suara berisik. Semua hikmat mendengarkan khutbah. Selepas Jum’atan, selayaknya bocah, mereka pun langsung bermain di dalam Masjid.
Masjid EMC
Masjid ini terletak di kawasan Everett, dekat dengan Pabrik Pesawat Boeing. Pengurusnya adalah orang Indonesia yang bekerja di Pabrik Pesawat Boeing. Masjid EMC buka rutin hanya setiap waktu solat wajib, dan Jum’atan saja. Disamping itu, warga Muslim Indonesia di sekitar kawasan Everett juga sering memanfaatkannya sebagai tempat ibadah untuk pengajian. Bangunan Masjid EMC tidak terlalu besar, seukuran musola di Indonesia pada umumnya, namun mempunyai lahan parkir luas.
Masjid di Seatac
Aku lupa nama Masjid di kawasan Seatac dekat bandara. Masjid ini dikelola oleh masyarakat Muslim dari keturunan Afrika. Begitu melihat kami datang (K), mereka (M) langsung menyambut, menyampaikan salam .
M : Assalamu alaikum brother.
K :Waalaikum salam wrwb, kami dari Indonesia.
M : Masya Alloh, jauh sekali. Silakan.
Kami pun sholat fardu, kemudian mengobrol secukupnya.
Pertokoan Pusat Belanja
Banyak Pertokoan Pusat Belanja di Seattle, dari yang sederhana semisal di Public Market (Pasar rakyat), menengah sampai yang mewah. Untuk kelas menengah biasanya belanja di toko Roos, bisa lebih murah jika dibandingkan dengan di toko mewah. Sebab kata orang jika barang sudah setahun tidak laku di toko kelas mewah, barang tersebut bisa dikirim untuk dijual di toko ini.
Misal tas yang tadinya seharga $USD 117, setahun kemudian bisa dijual hanya $USD 40, kadang kadang masih ada diskon sampai 20%. Biasanya, sebelum ke toko ini, calon pembeli melakukan survei ke pertokoan mewah semacam di mol West Fields. Setelah puas, baru beli ke toko Roos, maklum kudu berusaha hemat di Negara orang.
Public Market
Pasar rakyat ini berada dekat kawasan pantai Seattle. Beraneka hasil pertanian dan nelayan dijual di Pasar ini, mulai dari bunga potong, sayuran, macam macam ubi, ikan laut segar dan ikan Salmon siap santap, sampai kuliner berbagai etnis ada di pasar ini.
Ohya warung kopi Star bucks juga berada di Kawasan Public Market. Warung ini berdiri ketika pengusaha kopi Star bucks masih berada di jaman susah sekali gus di masa perintisan perjuangan usaha. Konon katanya warung ini sudah berdiri di posisi seperti sekarang, sejak awal pertama kali Pengusaha kopi Star bucks merintis usaha warung kopi tersebut. Bentuk warungnya pun masih dilestarikan, tetap seperti yang dulu, sebelum menjadi perusahaan raksasa di bidang bisnis minuman kopi ke seluruh dunia.
Seattle memang kota kopi. Sebagian besar warganya juga penggemar minum kopi. Hal ini mungkin dikarenakan adanya hawa lingkungan kota Seattle yang selalu tetap dingin meskipun berada di musim panas sekali pun.
Ohya lagi, di antara Pantai dan Lokasi Public Market terdapat jalan layang sangat panjang. Menurut kabar, jika terkena gangguan gempa, konstruksi jalan layang tersebut, oleh para pakar sudah dinyatakan berpotensi roboh. Ada yang memprediksi bahwa tidak terlalu lama lagi jalan layang tersebut akan dirobohkan oleh Petugas yang berwenang. Mumpung jalan layang masih berfungsi, aku pun berfotoria dengan latar belakang jalan layang tersebut. Siapa tahu memang benar benar akan dirobohkan. Foto itu bisa menjadi saksi bahwa di situ pernah ada jalan layang.
Demikian, sebagian pengalaman mengunjungi Masjid, Pertokoan, dan Destinasi wisata di sela sela pelaksanaan tugas bersama rekan di Kota Seattle, Washington State – USA.
Lain kesempatan, insya Alloh akan disambung lagi untuk catatan perjalanan berikutnya.
—
Penulis Kek Atek
Pecinta perjalanan tinggal di Rumpin, Kab. Bogor, Jawa Barat – Indonesia.