Rampak Gendang

Gendang atau Kendang adalah alat musik yang berfungsi sebagai pengatur irama dalam gamelan Jawa dan gamelan Sunda (degung).

Rampak Gendang adalah kesenian tradisional masyarakat suku Sunda di Jawa Barat. Rampak artinya serempak atau bersama-sama. Dengan demikian, Rampak Gendang dapat simpulkan sebagai pertunjukan kendang yang dimainkan secara bersama-sama, biasanya dimainkan oleh paling sedikit lima orang. Bisa sampai 10 orang atau lebih. Walaupun jumlah kendangnya banyak bunyi yang dihasilkan sama, tapi serentak dimainkan secara bersamaan.

Rampak GendangGendang atau kendang adalah merupakan alat musik utama dari pertunjukkan Rampak Gendang.  Alat musik lainnya sebagai tambahan dalam pertunjukkan Rampak Gendang adalah rebab, gitar, dan alat gamelan yang lain. Semua alat musik itu kemudian dipadukan membentuk suatu irama yang energik dan bersemangat.

Dalam perkembangannya, Rampak Gendang sering dikolaborasikan dengan kesenian lainnya, sebagai pengiring tari Jaipong atau sisipan warna musik dalam mengiringi lagu pop. Bahkan belakangan ini ada usaha untuk memadukan Rampak Gendang dengan gamelan Jawa, sehingga menghasilkan pertunjukkan Rampak Gendang yang berbeda dari biasanya.  Saat ini banyak seniman dari luar negeri berdatangan ke Indonesia untuk mempelajari Rampak Gendang. Bahkan di salah satu universitas seni di Amerika membuka mata kuliah kesenian Indonesia dengan dosen dari Indonesia yang salah satu mata kuliahnya mempelajari tentang seni Rampak Gendang.

[iklan]

Ada 2 macam gaya permainan Rampak Gendang yang sering dipertunjukkan. Yaitu Rampak Gendang Diri dan Rampak Gendang Duduk.

Rampak Gendang Diri, dimainkan sambil berdiri. Gendang yang dimainkan oleh setiap pemain ada dua kendang yang dipukul dengan menggunakan stik atau tongkat kecil pemukul drum.

Rampak Gendang

Rampak Gendang Duduk, dimainkan sambil duduk dengan menepukkan tangan ke kendang. Jumlah kendang yang dimainkan oleh setiap pemain ada 3 buah, satu kendang besar (kendang indung) dan 2 kendang kecil (kulanter).

Pertunjukkan Rampak Gendang biasanya digelar untuk mengisi berbagai acara atau resepsi, baik di gedung maupun di panggung khusus, atau lapangan terbuka. Lama pertunjukan tergantung pada waktu yang tersedia. Antara 5-10 menit atau lebih.

Walaupun hanya sebagai hiburan, kesenian Rampak Gendang merupakan representasi dari kebersahajaan masyarakat Sunda. Di dalam kesenian tersebut mengandung nilai-nilai filosofis yang mencerminkan akan kehidupan masyarakat Sunda yang guyub dan harmonis berlandaskan sifat-sifat kegotong-royongan dan keceriaan.

Rampak Gendang sangat terkait dengan bunyi tetabuhan kendang yang muncul sebelumnya, yaitu Kendang Pencak. Jika Rampak Gendang menyajikan banyak kendang dalam bunyi yang sama yang energik dan bersemangat, Kendang Pencak terdiri dari dua perangkat yang saling mengisi. Kedua kendang tersebut melahirkan bunyi yang berbeda untuk menghasilkan harmoni yang kemudian ditimpali alunan terompet dan diakhiri oleh bunyi bende pada setiap akhir lagu tepukan.

Kendang Pencak merupakan sumber inspirasi bagi kelahiran Rampak Gendang, selain pukulan tepak kendang Jaipong yang dijadikan pola tabuhan pokoknya. Dalam sejarahnya, kesenian ini tercipta sebagai karya seni kreasi baru yang lahir hampir bersamaan dengan seni tari Jaipongan.

Alat musik lain yang mewarnai pertunjukan Rampak Kendang adalah terompet dan gamelan berlaras salendro yang terdiri dari bonang, rincik, saron, peking, demung, kenong, gong, dan rebab. (AY)

Sumber:
https://id.wikipedia.org

Homepage

https://blogkulo.com

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *