Kopi yang Mengubah Dunia

Alkisah, pada abad ke 3, ada seorang pengembala di Abysinia bernama Kaldi, terheran-heran manakala melihat tingkah hewan kambing-kambing yang sedang digembalakannya itu berlompatan lincah tak biasanya. Kaldi lalu pergi ke semak-semak tempat para kambingnya tadi pergi merumput. Kaldi mencari tau, tumbuhan apakah kiranya yang telah membuat hewan-hewan gembalanya bertingkah seperti itu? Lalu dia menemukan pohon yang buahnya berwarna merah semacam beri-berian. Mereka menyebutnya bunchum. Karena penasaran, dia pun menggigit dan memakan buah-buah ceri  tersebut. Tak lama kemudian dia pun merasakan sensasi aneh. Dia seperti bersemangat. Hal itu dia ceritakan kepada penduduk yang lalu mengadukan hal tersebut kepada biarawan yang dituakan untuk kemudian dicoba. Konon inilah awal diperkirakan kopi mulai diketahui keberadaannya oleh manusia.

Legenda lainnya menceritakan, syahdan pada akhir abad ke 5 di kota Mocha Yaman, hiduplah seorang sufi yang taat beribadah kepada Allah bernama Ali bin Omar al Shadhili. Omar juga terkenal sebagai tabib handal yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan ramuan dan doa. Banyak yang berhasil disembuhkan, namun banyak juga yang tak menyukai hal itu. Meski kesembuhan juga kadang berhasil jika seseorang pasien punya sugesti yang tinggi. Tapi itu hanya untuk yang percaya. Secara sebagian masyarakat lain yang tak percaya? Hal ini membawa masalah. Berhembuslah gosip bahwa Omar bersekutu dengan syaithon dan jin. Hingga banyak masyarakat termakan isu tersebut lalu mereka mengusir Omar keluar dari kota Mocha.

Setelah terusir dari kota Mocha, Omar pergi mencari goa untuk tempat berlindung dari panas dan hujan. Untuk bertahan hidup, dia hanya mengandalkan buah-buahan yang tumbuh di sana. Hingga pada suatu hari dia memakan buah ceri-ceri kopi yang berwarna merah dan manis itu. Buah beri yang pada suatu hari nanti membawa berkah bagi diri dan bangsanya. Tumbuhan yang manis di daging buahnya dan bermanfaat hingga ke bijinya meski itu pahit. Ada sesuatu dalam buah itu. Karena tak lama selesai memakannya dia menjadi seperti bersemangat dan merasa bugar. Omar lalu mencoba mengolah buah ceri tersebut. Memakan bagian ceri-nya kemudian dia merebus biji-bijinya. Ajaib. Dia merasakan efek semangat ekstra. Lalu hal ini menjadi buah bibir. Berbondong-bondong lah orang datang meminta ramuan air tersebut hingga hal itu menjadi fenomena. Akhirnya, gara-gara bunchum yang tak sengaja dia temukan itulah maka Omar kembali dipanggil untuk tinggal di kota Mocha. Mereka lalu menyebut cairan hitam tersebut tersebut dengan sebutan Mocha. Hingga hari ini, jika anda berkunjung ke Yaman, jangan lupa membeli kopi merk Mocha.

[iklan]

Kopi dan Geliat Sejarah Islam
Sejak peristiwa Kaldi di Abysinia hingga peristiwa Omar di Mocha, pada akhir abad ke 5 tanaman kopi mulai dibudidayakan di Yaman. Dari Yaman lah kopi mulai menyebar ke negara-negara lain. Mengapa begitu lama penyebarannya? Tak ada catatan resmi. Baru pada abad ke 9, Ibnu Sina seorang filsuf, cendekiawan dan ahli medis dari Persia (kini Iran)  adalah orang pertama yang menuliskan literasi tentang kopi. Ibnu Sina yang menuliskan bagaimana kebaikan dan manfaat kopi bagi kesehatan tubuh manusia.

Kopi digunakan para pastor dan biarawan untuk terjaga sepanjang malam ketika berdoa. Pun demikian ketika Islam mulai menyebar pada abad ke 6. Para ahli agama dari kaum muslimin juga menggunakan kopi agar ritual mereka kala berdoa dan berdzikir tengah malam tak terganggu. Kopi semakin berkembang hingga limaratus tahun kemudian sebelum bangsa Eropa mengetahui hal ini. Para saudagar Arab sudah menjadikan kopi sebagai komoditas ekonomi yang penting.

Kopi dalam penyebaran agama Islam sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan. Kaum muslimin meminum kopi untuk menjaga kekhusyuan beribadah malam hingga berdzikir menjelang subuh. Medinah dan Mekah adalah dua kota yang banyak memperkenalkan kopi kepada umat muslim sedunia yang melaksanakan ibadah haji. Kopi sudah terkenal di Africa dan mediteranian. Namun para pedagang Arab sangat menjaga keeksklusifan kopi. Mereka mencegah sedemikian rupa agar kopi tak keluar dari jazirah Arab. Setiap kopi yang akan diperjualbelikan harus dalam keadaan infertile. Bagaimana mungkin? Tentu bisa. Karena mereka mewajibkan semua pedagang untuk merebus semua biji kopi yang akan dijual hingga biji kopi tak akan bisa tumbuh diluar negara-negara Jazirah Arab. Mungkin karena menganggap kopi seperti candu? Yang mana jika salah menggunakan akan berakibat fatal? Pada masa itu belum ditemukan ilmu penelitian atas apa saja yang terkandung dalam biji-biji kopi tersebut.

Beragam nama bagi penyebutan cairan hitam yang menakjubkan itu. Mocha adalah sebutan oleh orang Yaman. Orang Arab menyebutnya Kahwa. Orang Turki menyebutnya Kafia. Orang Inggris coffee, dan koffie untuk orang Belanda, yang kemudian diserap menjadi kopi oleh bangsa Indonesia.

Pro dan Kontra
Kopi dalam sejarahnya mengalami banyak pro dan kontra. Ahli-ahli agama pada jaman itu banyak yang berdebat soal haram dan halal nya si hitam yang menakjubkan ini. Sempat beberapa pihak dari umat Islam memaksa para ulama agar mengeluarkan fatwa haram, karena kopi dianggap sesuatu yang seperti memabukan. Orang bisa seperti hiperaktif dan tak tidur berjam-jam. Demikian juga mereka yang beragam Kristen, sempat meminta kepada ketua dewan agama mereka agar membid’ahkan kopi hingga akhirnya Paus sendiri  turun tangan dan angkat bicara bahwa kopi adalah tidak haram dan boleh.

Meski beragam persoalan senantiasa mengiringi perjalanan kopi namun waktu yang bergulir tak bisa menahan si biji-biji pahit nan menakjubkan itu. Semakin banyak orang mengkonsumi kopi dan kebutuhan akan si bunchum itu semakin hari semakin membuat kaya raya para petani, pemasok dan pedagangnya. Kopi lalu menyebar ke negara-negara lain.

Sejarah Kopi di Turki
Kopi masuk ke negara ini pada saat Konstantinopel masih berjaya. Ketika tembok Byzantium berhasil dijebol dan negara itu menjadi jaya pada saat jaman Utsmani, kopi di Turki mulai dikenal masyarakat. Karena pada awalnya hanya keluarga-keluarga yang dekat dengan penguasa saja yang bisa menikmatinya, namun akhirnya meluas. Café pertama dibuka di Istambul pada tahun 1475 bernama Kiva Han. Di negara inilah orang-orang Eropa mulai mengenal kopi. Sempat menjadi pembahasan di Inggris demi melihat para pria duduk-duduk menikmati cairan hitam sambil membicarakan banyak hal. Itulah sejarah awal manusia mengenal budaya café. Turki punya acara yang unik dalam menghidangkan kopi meski itu mengadopsi gaya Yaman. Ibrik atau kopi yang dimasak ditungku atau di pasir menggunakan centong khusus dari baja yang diukir indah dan warna warni. Kopi yang dihidangkan dalam gelas-gelas khas Turki nan cantik. Anda harus meminumnya segera setelah diaduk agar bubuk-bubuk halus kopi yang digiling sedikit kasar ini bisa dinikmati aroma dan rasanya.

Dari India ke Indonesia lalu Menyebar ke Seluruh Dunia
India harus berterima kasih kepada Baba Budhan. Beliau adalah saudagar muslim yang sering bepergian ke Arab saudi untuk melaksanakan ibadah haji. Pada tahun 1695 Baba Budhan berhasil menyelundupkan biji-biji kopi calon benih untuk dibawanya ke India. Budan lalu mulai membudidayakan tanaman kopi di Chikmagalur, India Selatan. Lalu belasan tahun kemudian, kopi tumbuh subur di India. Dari India ke Indonesia lalu menyebar ke seluruh dunia.

Kopi di Jerman

Ah… How sweet coffee taste…
Lovelier than a thousand kisses…
Smoother than muscatel wine…
Coffee, coffee, i must have coffee..
And if anyone wants to give me a treat…
Ah!, ah! ah! just give me some coffee…

Johan Sebastian Bach pernah membuat komposisi berjudul Coffee Cantata di Leipzig, Jerman pada tahun 1732. Menggambarkan perjalanan spiritual coffee sekaligus sebagai parodi atas ketakutan bangsa Jerman atas pesatnya popularitas kopi di negeri itu.

Pada tahun 1777 Raja Jerman pernah mengkritik dan menyetujui pembatasan kopi atas kekhawatiran minuman ajaib itu bisa menggeser bir sebagai minuman nenek moyang mereka. Raja gusar karena tak rela uang rakyatnya terbuang untuk membeli kopi yang pada saat itu berharga tidak murah.

Meski demikian, orang Jerman pula yang berhasil membuat sulingan kafein kopi atau kopi dengan kandungan kafein seminimal mungkin bernama Decafa dan diperkenalkan ke Amerika dan kini sohor dengan sebutan Decaf. Inggris lah yang mememperkenalkan kopi kepada Jerman.  Semenatara di Russia… Raja Frederick yang agung juga hanya memperbolehkan kalangaan atas atau kelas bangsawan saja yang boleh meminum kopi.

Kopi di Inggris

Orang-orang Inggris mengenal kopi pertama kali di Turki pada awal abad ke 16. Terheran-heran mereka melihat begitu banyak pria yang duduk-duduk dengan gelas berisi cairan hitam di gelas mereka. Tahun 1650, di Oxford kedai kopi pertama dibuka.

Tahun 1670, London begitu gandrung kopi hingga ada ada kedai kopi di setiap sudut kota London. Edward Lloyds adalah nama kedai kopi di London, yang karena kesuksesannya, akhirnya pemilik nya memiliki perusahaan terkemuka di dunia LIoyd of London Insurance.

Tahun 1674 Petisi perempuan menentang keberadaan kopi di London. Mereka menuntut hal tersebut karena para pria banyak menghabiskan waktunya di kedai-kedai kopi. Plus kecemburuan strata karena wanita tak punya hak yang sama untuk bisa masuk ke dalamnya.

Tahun 1675, Raja Charles II menutup seluruh kedai kopi di London. Tuduhan utamanya adalah kedai kopi adalah sebagai tempat pemufakatan makar. Tahun 1688, ada 800 kedai kopi dibuka di Soho Inggris akibat pelarangan di London.

Seratus tahun kemudian, atau sekitar tahun1790, kedai kopi awal khas Inggris mulai digantikan oleh kedai bir (tavern). Awal tahun 1800, Inggris mulai diperkenalkan dengan café yang diambil dari Bahasa Perancis dimana itu artinya sebuah tempat yang menyediakan minuman dengan menu utama adalah minuman kopi. Kopi sempat menghilang dan dijatah pada jumlah tertentu pembeliannya. Pada saat itu kopi dinikmati secara sembunyi-sembunyi saat terjadi perang dunia.

Pada tahun 1947 Orang Italia, Achille Gaggia, menemukan mesin ekspresso untuk pertama kali. Setahun kemudian mesin itu diproduksi secara masal dan diekspor ke negara lain termasuk Inggris.  Tahun 1953, Bar Ekspresso Mocha pertama di buka Soho Inggris.  Ada sekitar 1000 bar kopi di seluruh Inggris. Tak sampai 10 tahun, ada 2000 lebih bar kopi di Inggris, terbanyak di London tentu saja. Tahun 1965 Bar Kopi mulai meredup digantikan oleh restoran-restoran dengan berbagai hidangan.

Tahun 1970 Mocha Café yang pertama kali menggunakan mesin kopi bangkrut tak lama setelah penulis Amerika William S Burrouhg menulis sinis tentang ketidak puasannya. Setahun kemudian atau tahun 1971 café starbuck dibuka pertama kali di Seatlle Amerika.

Kopi di Italy

Soal kopi janganlah main-main dengan negara ini. Jika kita mendengar kata Espresso, Macchiato, Caffe Latte, Frappeo dan banyak lagi nama lain untuk jenis kopi yang ada di menu sebuah café di seluruh dunia, itu adalah dari bahasa Italia. Hampir semua jenis minuman kopi yang kita kenal saat ini adalah karena Orang Italy. Meski negara itu tak punya perkebunan kopi. Mereka datang ke Timur untuk urusan perdagangan pada abad ke 14. Mereka mendengar kalau di jalur sutra, orang biasa disuguhi minuman berwarna hitam berkali-kali dalam satu hari. Tidak seperti Perancis yang mendapatkan kopi dari Belanda, Italy mendapatkan kopi pada awalnya karena membeli langsung dari Mesir.

Orang-orang Italy bingung ketika pergi ke Timur untuk berdagang. Dia melihat orang-orang minum air berwarna hitam dan meminumnya meski dihidangkan berkali-kali dalam sehari. Lalu semunya seperti kecanduan. Ketika kemudian kopi diperkenalkan di Italy, dalam sekejap orang-orang menjadi demam kopi. Beberapa yang menjaga jarak menyebut itu minuman setan, dan meminta kepada Paus agar membid’ahkan minuman setan itu. Paus turun tangan dan ingin tahu duduk persoalan yang terjadi. Kemudian paus meminta untuk diperkenalkan dengan minuman yang menghebohkan itu. Segera setelah segelas kopi disuguhkan dengan aroma yang wangi menggoda itu dihirupnya. Seperti tersirap, Paus menghabiskan kopi dalam gelasnya tak bersisa. Dengan segera Paus memperbolehkan kopi legal di Italy saat itu juga. “Tak ada hubungannya ini dengan agama kita. Mengapa hanya mereka yang bisa menikmatinya. Kita juga harus…!”

Demikianlah kemudian Kopi berkembang di Italy tanpa perdebatan yang berkelanjutan dan kedai kopi pertama di negeri itu buka pertama kali pada tahun 1475. Saat ini di Italy ada sekitar 150.000 café kopi. Orang-orang Italy sungguh memiliki seni sendiri dalam hal meramu kopi dan menikmatinya. Di sana orang ke café adalah untuk meminum kopi. Bukan kongkow duduk-duduk sambil mendengarkan musik atau ngobrol kesana kemari. Jaman kini, meski disela sela kesibukan, mereka tetap harus punya waktu untuk minum kopi. Mereka akan sediakan waktu untuk antri dan pesan dalam 3 menit. Menghirup aromanya selama satu menit dan menikmatinya dalam 2 menit.

Seorang hhli kopi Italy pernah datang ke Jakarta dan senyum-senyum sendiri. Karena di sini, seorang peracik kopi bisa sabar dalam membentuk foam susu dan berhati-hati menghias gelas dengan toping lain sebelum disajikan. Karena jika hal itu dilakukan di café-café Italy, mereka akan dipecat oleh pemilik café karena telah membuang-buang waktu bagi pengunjung/pembeli yang antri. Karena tak segera dilayani bisa jadi pembeli akan segera lari pergi. Hi hi hi.

Indonesia

Akhirnya, ini tentang kopi di negeri kita. Kopi masuk ke nusantara adalah karena Belanda yang mendatangkan bibit-bibit kopi dari Malabar India ke Pulau Jawa. Belanda yang sejak awal abad ke 15 sudah mengeksplore Asia Timur sangat tertarik dengan kopi dan berniat membudidayakannya sendiri. Kedawoeng adalah daerah/tempat pertama kali dimana Belanda menanam kopi di Indonesia. Belum jelas di mana letaknya, karena Kedawoeng yang dekat dengan Batavia adalah sekitar Tangerang, Banten atau dekat sebelum Cirebon. Yang pasti penanaman pertama itu gagal karena banjir dan gempa bumi. Tiga tahun kemudian Belanda mencoba kembali. Kali ini dengan stek atau batang-batang dari pohon kopi yang sudah berakar untuk ditanam ditanah Jawa barat dan tumbuh sukses. Jika anda pernah mendengar nama Malabar di Bandung, apakah daerah itu dulu pernah ditanami kopi India? Mungkin. Yang pasti di Malabar Jawa Barat hingga hari ini masih ada perkebunan kopi.

Kopi yang ditanam di pulau Jawa bisa berhasil tumbuh dengan baik. Belanda kemudian membawa bibit-bibit itu ke Amsterdam untuk ditanam di Kebun Botani mereka dan berhasil sukses dibudidayakan. Belanda mengirimkan sebagian tanaman kopi itu kepada raja Perancis sebagai hadiah. Dan sebagian lagi dibawa untuk ditanam ke Suriname, daerah koloni Belanda yang lain.

Kopi Akhirnya Mempengaruhi Budaya Dunia
Pada abad 17 Belanda sudah sukses dengan mengeser posisi Yaman sebagai pengekspor biji kopi terbesar sedunia. Tahun 1706 Belanda membawa tanaman kopi dari Jawa, Indonesia ke kebun botani Amsterdam untuk ditanam sebagai tanda bahwa jenis pohon ini pernah berhasil dibudidayakan. Belanda juga membawa bibit kopi untuk ditanam Suriname, daerah jajahannya yang lain. Sisanya, dia menghadiahi kepada raja Louis XIV di Paris sebagai salah satu tanaman koleksi di Jardin des Plantes.

Gabriel Mathieu Adalah seorang angkatan laut Perancis yang meminta ijin kepada Raja untuk mambawa pohon kopi untuk ditanam di Martinique, tetapi permintaan itu ditolak raja. Akibatnya, sejumlah pasukan khusus yang dipimpinnya masuk dan mencuri pohon-pohon kopi dari Kebun Botani  Royal Paris. Dan Perancis pada akhirnya harus berterima kasih. Karena 50 tahun kemudian, tanaman kopi di Martinique, satu kepulauan di Karibia yang koloni Perancis, bisa menghasilkan belasan juta batang pohon kopi dengan puluhan varians.

Kopi menyebar ke Perancis konon dari dua dua pintu. Selain dari kerajaan Belanda, pada tahun 1706 juga dari Sultan Yaman yang memberikan puluhan butir biji kopi dari benih terbaik. Kemudian benih-benih yang lalu dikenal dengan sebutan kultivar boubon ini menyebar ke daerah jajahan Perancis di Amerika Selatan dan belahan bumi lainnya.

Kopi lalu menyebar hingga Amerika dan kedai kopi pertama di New York dibuka pada tahun 1696 bernama The Kings Arms ketika Belanda masih menguasai daerah itu. Semenatara di Russia, raja Frederick Yang Agung juga hanya memperbolehkan kopi diminum bagi kalangaan atas atau para bangsawan saja.

Raja Gustav II dari Swedia pernah menjatuhkan hukuman kepada dua saudara kembar. Yang satu hanya diperbolehkan memimum kopi dan satunya lagi minum teh, selama seumur hidup mereka. Yang mati terlebih dahulu adalah dia yang minum teh. Sementara yang meminum kopi hidup lebih lama. Konon sejak saat itu orang-orang di sana menjadi fanatik minum kopi dan lebih fanatik dibanding orang-orang manapun di dunia ini. Setiap orang di sana menghabiskan sekitar 12kg kopi pertahun. Dan di Indonesia, rata-rata kebanyakan orang hanya meminum setengah kilogram per tahun. Sementara orang-orang Amerika menghabiskan 3 cangkir kopi perhari.

Di luar pro dan kontra, hingga hari ini, kopi telah membawa manfaat dan kebaikan ke seluruh dunia. Yang pasti kopi banyak membawa segudang manfaat. Kopi dapat mengurangi kecemasan. Baik bagi penderita diabetes, juga mencegah kanker. Belum ada kejadian mematikan bagi para penderita penyakit jantung, meski bagi yang belum terbiasa, zat yang terkandung dalam kopi memang membuat jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.

Indonesia sendiri menghasilkan setengah juta atau hampir 500 ribu ton kopi per tahun. Penghasil kopi ke 4 di dunia karena pemasok utama kopi terbesar dunia saat ini dipegang oleh Brazil. Arabika Java coffee dari Ijen terkenal di dunia. Kopi jenis Arabika  terkenal lainnya di dunia  adalah dari Toraja, Gayo, Kintamani,  dan Flores. Indonesia juga punya Robusta dari Temanggung dan kopi Liberika Meranti dari Riau. Indonesia boleh berbangga. Juga ada lagi yang kini menjadi buah bibir di dunia, yaitu Kopi Luwak.

Soal bagaimana mulanya Kopi Luwak yang kini menjadi terkenal di dunia adalah, jaman Belanda, ketika musim taman paksa atau culture stelsel.

Kopi Nusantara, Culturstelsel dan Dandels
Di Afrika kopi pertama ditemukan. Dibawa dan menyebar oleh orang-orang ke tanah Arab, berbarengan dengan penyebaran agama Islam. Kopi dalam kehidupan bangsa Arab adalah sangat penting. Umat Islam menggunakannya sebagai minuman ketika mereka beribadah sholat malam hingga membuat mereka tetap terjaga ketika berdzikir hingga subuh.

Orang India membawa keluar tanah Arab dan orang Belanda yang mulai menanamnya di tanah Nusantara. Belanda tak menyangka jika kemudian kebutuhan kopi yang dipasok Mocha Yaman dalam selama seratus tahun, dalam satu decade setelah kopi bisa tumbuh di Jawa , 90 persen kopi yang beredar di Amsterdam adalah dari Jawa. Kopi asal Nusantara lalu menguasai dunia. Ada masanya ketika Belanda kekurangan pasokan karena permintaan dunia begitu besar ketimbang stock barang yang ada. Harga kopi melambung tinggi, makanya hanya orang-orang tertentu yang mengkonsumsinya. Maka dimulailah jaman tanam paksa atau Cultuurstelsel.

Belanda (VOC) menguasai dunia dengan kopi yang ditanam di Jawa. Bersama para penguasa atau para Bupati mereka mengharuskan setiap keluarga menanam 250 pohon kopi dan meningkat menjadi 500 batang pohon kopi. Mereka menanam di semua daerah. Nyaris seluruh Nusantara mulai  dari Priangan hingga ke Minangkabau. Di Batavia sendiri, daerah Gunung Sahari dan Pondok Kopi, dulunya pernah ditanami kopi. Tentu saja rakyat tak diuntungkan dalam hal ini. Mereka tak bisa menanami lahannya kecuali dengan kopi. Mereka kehilangan sawah untuk padi dan palawija. Pun ketika sudah panen harga jualnya terlalu rendah karena ditentukan oleh  VOC. Ketika masa panen, bukan hanya pria yang memanen dan memetik, karena para perempuan, manula dan anak-anak pun dilibatkan. Daendels membangun banyak insfrastrukstur jalan dari Anyer ke Panarukan pun sebetulnya adalah karena untuk kelancaran jalur pengiriman kopi. Rakyat dikirim bekerja dengan upah rendah terkadang hingga kematian datang. Itu saat yang kelam bagi rakyat.

Nasib Negara Penemu dan Penghasil Kopi

Bagaimana nasib Abysinia tempat awal kopi ditemukan di dunia. Oh… negara itu kini bernama Ethiopia. Sepertinya kini dunia hanya mendengar dan menghubungkan negara itu identik dengan kemiskinan dan kelaparan. Jarang ada lagi orang tahu bahwa di situlah asal muasal tumbuhan yang ribuan tahun kemudian, biji tanaman itu menjadi sesuatu yang penting untuk kehidupan manusia.

Abysinia sendiri telah tersurat dan tercatat dalam Al Quran sebagai tempat hijrah pertama para sahabat nabi Muhammad.  Ketika di Mekah mereka menghadapi ancaman hingga penganiayaan. Mereka menyebrangi laut merah. Di sinilah Islam menggeliat dan menyebar ke Afrika dan negara-negara mediteranian.

Bagaimana dengan Yaman?  Oh, Tuhan… negara itu pun kini dilanda perang saudara. Rasanya saya malas menulis terlalu lebar untuk hal ini.

Bagaimana Nasib Kopi Indonesia dan Para Petaninya?
Setelah Belanda hengkang dari Indonesia, entahlah siapa yang mengambil alih urusan kopi di negara ini. Beberapa petani kopi yang saya kenal, mereka rata-rata akhirnya hanyalah seperti buruh. Mereka menjual mentah biji kopinya cuma karena alasan tak bisa memproses nya dengan baik. Apakah mereka tidak ingin belajar? Atau memang mereka tidak paham bahwa kopi adalah bisnis ratusan trilyun per tahun? Mereka tak tau cara memproses kopi yang baik atau mereka tak mau belajar? Rata-rata dari mereka selalu bicara alasan ini itu. Andaipun mereka berusaha menjemur sendiri, ketika akan dijual, kadar air dan besar ukuran  biji yang tak standar dan lain-lain, selalu jadi alasan pengepul untuk mentukan harga menjadi terserah mereka.

So, ijinkan saya untuk stop dulu menulis tentang hal ini. Lebih baik saya nikmati kopi hitam pekat hasil tanah Indonesia untuk hilangkan segala penat. “Dan Kopi Tak Pernah Memilih Siapa Yang Layak Menikmatinya.
Karena di hadapan Kopi, Kita Semua Adalah Sama.” 01/01/2020 (Cikeu Bidadewi)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *