Keluarga Tempe

Makanan dari kacang kedelai ini ternyata mengandung antioksidan dan sangat bagus untuk pertumbuhan anak.  Tapi, jujur, saya tidak terlalu suka tempe sebelumnya. Kesukaan saya terhadap tempe tidak sebesar kesukaan saya kepada daging, ikan dan telur.

Jaman saya kecil dulu ada warung nasi milik tetangga bernama Mpok Lamah yang laris. Ibu saya suka membeli dagangannya jika tak sempat memasak. Dan tempe bumbu kuning dengan sayur kol adalah salah satu menunya.

Entahlah, pernah satu waktu potongan tempenya terlalu besar dan seperti mentah untuk saya. Sayur tempe bumbu kuning dengan kol lalu dimasak menggunakan kuali besar dengan pembeli yang antri membuat saya pusing waktu itu. Saya bosan dengan tempe sejak itu. Apalagi ketika SMP pindah ke Garut, terselamatkanlah saya dari tempe ukuran pengahapus kapur papan tulis. Hi hi hi…

Ketika kuliah, saya sudah punya uang jajan teratur. Bye-bye lah saya kepada makanan Indonesia yang pembuatannya menggunakan ragi khusus dan suhu yang cocok itu. Lagipula untuk anak muda, apa gengsinya makan tempe? Dahulu kami hanya mendengar, bahwa tempe itu adalah makanan murahan. Tidak gengsi, karena tak ada dalam menu restoran mahal. Oalah….

Ketika saya punya anak dan mereka duduk di SD, saya terbahak-bahak ketika anak sulung saya Kimi, bercerita jika ada satu anak laki-laki bernama Devant di kelasnya, yang tak mau makan jika tak ada tempe.  Saya bahkan sempat bertanya kepada Ibu anak tersebut, pada satu kesempatan, benarkah anaknya tak mau makan jika tak ada tempe? Ketika sang Ibu mengiyakan, saya senyum-senyum sendiri. Betapa kasihan sekali anak tersebut, pikir saya waktu itu.

Secara saya? Merasa bangga dengan menjejali anak saya dengan makanan-makanan katering, semisal spagheti, daging masak teriyaki atau nasi ayam. Oh…

Beberapa tahun kemudian. Saya baru sadar ketika anak-anak itu sudah masuk SMP dan masih satu sekolah. Devant, anak yang dulu tak mau makan jika tak ada tempe sebagai lauknya, sungguh sudah menjadi anak remaja yang tinggi dan sehat. Tubuhnya sebagai anak laki-laki adalah paling gagah di antara boys lainnya. Oh… ternyata… sayalah yang perlu dikasihani karena begitu menganggap enteng soal tempe. Bagitu hebatnya kandungan gizi tempe bagi perkembangan tubuh anak, ternyata.

[iklan]

Tempe kaya kandungan gizi

Dalam 100 gr porsi penyajian tempe itu ternyata memiliki kandungan protein 23 gram. Beda tipis dengan ayam, 27 gram, atau daging sapi yang 26 gram. Kandungan fosfor yang dimiliki tempe adalah 334mg atau hampir dua kali lipat dari daging sapi yang hanya memiliki 170mg. Fosfor sendiri berguna untuk kesehatan tulang dan gigi.

100 gram Tempe memiliki 412mg kalium lebih tinggi dari susu yang hanya memiliki 150mg kalium utm 100gr penyajian. Selain sebagai anti oksidan, tempe adalah satu-satunya sumber vitamin B12 dari nabati.

Jika susu hanya memiliki 11mg magnesium maka tempe punya 81mg magnesium yang berguna untuk mencegah sakit kepala, membantu mengatasi stress, baik bagi penderita diabetes dan meningkatkan kebugaran tubuh. Alamak, sungguh hebat manfaat makanan yang dulu pada jaman penjajahan hanya dimakan oleh masyarakat kelas bawah. Untuk kalsium? Ternyata hanya beda tipis dari susu. Kandungan kalsium tempe juga sama tinggi seperti susu.

Dan kini tempe sudah digemari oleh orang-orang dari seluruh dunia. Amerika, Jerman dan bangsa lain.

Fakta Nutrisi dari 100 gram tempe dapat dilihat dari gambar berikut ini.

Tempe terkenal di London

Adalah satu orang Inggris bernama William Mitchel yang pada tahun 1995 pernah menjadi guru bahasa Inggris di Indonesia. Dia jatuh cinta kepada tempe sejak awal mencobanya. Saking sukanya dia lalu bertekad untuk belajar membuat tempe. Dia tak bosan meminta resep hingga ke beberapa kota yang dia singgahi di Indonesia.

Dia lalu mempraktekan ilmunya ketika kembali ke negerinya. Tentu tak mudah pada awalnya. Masalah fermentasi jadi kendala. Maklum faktor cuaca yang berbeda antara Inggris dan Indonesia. Butuh oven khusus yang sungguh menguras isi tabungannya untuk bisa menghasilkan tempe yang seperti dia nikmati di Indonesia.

Kini, bisa dibilang dia lumayan sukses dengan warung tempenya. Meski awalnya dia kesulitan memperkenalkan makanan bergizi ini. Namun sekarang? Bahkan dia sering diliput TV dan diwanwancara banyak wartawan. Saking cintanya kepada tempe, William bahkan bertekad mewujudkan cita-citanya, yaitu, membuat tempe ada di semua dapur orang Inggris. Ck… ck… ck…

Kita bagaimana? Masih mau dibodohi oleh perkataan orang-orang jaman dahulu? Priyayi-priyayi feodal yang suka menghina bangsanya sendiri dengan ucapan, ” Dasar mental tempe…!”

Mungkin faktor inilah yang membuat bangsa Indonesia banyak yang menyepelekan tempe. Ucapan-ucapan merendahkan si tempe yang membekas hingga membuat daging seolah lebih gengsi dibanding tempe. Padahal kandungan gizi sepotong tempe jauh lebih baik dari sepotong daging waghyu sekalipun.

Sekarang, saya memasukan tempe sebagai menu  wajib bagi makanan anak-anak setiap hari. Saya masak tempe dengan aneka resep agar mereka tak bosan. Kami tak malu menjadi keluarga pemakan tempe. Why? Tempe is the best…! (Cikeu Bidadewi)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *