Milyaran hal di muka bumi ini mau tak mau harus kamu pelajari. Pastinya, darling. Dari mulai bikin alis, memulas lipstick, menyetir kendaraan hingga mencuci pantat dandang yang gosong.

Hidup ini melelahkan? Iyalah… karena kita manusia. Salah seorang temanku menangis. Dia kesal and tak tahan dengan hidupnya. Apa pasal? Rumahnya sedang direnovasi. Sudah 3 bulan ini rumahnya berantakan bak gempa bumi. Jangankan duduk di sova… tidur pun dia tersiksa karena spreinya gatel-gatel padahal sudah ganti sprei.

Well… daku bilang kepadanya bahwa segala hal tak ada yang instan. Kamu mau rumah nyaman dan indah tapi kamu menyerah kala prosesnya? Cemen! Segala hal itu bukan sulap yang bisa bim salabim abrakadabra, lalu bisa selesai dan jadi dalam satu hari. Secara daku pun punya problem sendiri. Punya 3 anak gadis, 4 ekor guguk… rumah berhalaman lumayan samping depan and belakang yang tentu semua itu butuh biaya and tenaga ekstra dalam mengurusnya. Ulala. Daku yang memutuskan menikah lalu ingin punya anak. Namun ketika dalam prosesnya segala hal membuatku jadi ngos-ngosan? Itulah hidup dan kehidupan, darling… Tak ada yang mudah dan tak selalu semuanya indah.

Makanya… ketika seseorang sudah wafat… ditulisnya adalah RIP alias Rest In Peace. Karena… selama manusia masih bernafas… hidup itu adalah Perjuangan. Kebayang nggak? Apalagi jika dalam keyakinanku… bahwa setelah wafat pun… justru perjuangan baru di mulai. Kita akan dihisab… alias diminta pertanggungjawaban atas segala hal yang dilakukan di muka bumi ini. Boro-boro bicara masuk surga. Menghayal pisan. Kita mah nanti ketika sangsakala ditiupkan… nggak masalah kamu mati gantung diri di pohon toge, dikubur biasa atau dikremasi… kita semua akan bangkit. Elemen-elemen tubuh meski sudah hancur jadi partikel setitik di bagi sejuta apalah istilahnya… kita semua akan bangkit. Dibangunkan. Ada beberapa fase yang terjadi pada manusia dalam agamaku. Fase pertama… setelah kematian, akan ada alam kubur/barzakh di mana malaikat akan datang segera setelah 7 langkah pengantar jenazah pulang. Malaikat Munkar dan Nakir akan bertanya, man robbuka dll…  kita dapat bogem mentah, liang kubur yang gelap dll… i dont know… itu tergantung amal dan perbuatan. Jika kamu memenuhi persyaratan sebagai penghuni surga… maka kamu akan ditempatkan di Illiyin… Jika kamu sebaliknya… maka kamu akan ditempatkan di Sijjin… yaitu tempat serupa neraka. Ya Alloh… apa nggak serem, coba?

Kemudian ketika Sangsakala kedua ditiupkan…  kita semua akan antri. Berdiri di Padang Mahsyar… dengan 7 matahari yang hanya 7 jengkal di atas kepala… Coba? Lalu kita akan menghadapi Yaumul Mizan alias Hari Penimbangan amal manusia… Apa nggak tambah stress and deg-degan mendengar and membaca hal ini? Bahwa kita akan dihisab atas semua perbuatan baik dan buruk.  Lalu nanti akan ditanya satu persatu… selesai dari sana… belum kelar… ada screening berikutnya… yaitu…  melewati jembatan syirothol mustaqim. Aku nggak tau ini nulisnya salah apa betul? Sebuah jembatan yang lebarnya sehelai rambut dibelah tujuh? Kebayang nggak? Keliatan juga kagak. Udah pasti nyemplung ke neraka bakalan aku mah… Lalu pas nyemplung itu… lama… waktunya sekitar 700 tahun waktu hidup di bumi… bayangin… 700 tahun deg-degan bakal masuk ke dalam bejana raksasa yang berisi didihan baja ribuan derajat. Ya ampuuun… hadeuh…

Itu fase-fase sebelum akhirnya masuk ke surga atau neraka. Kenapa Tuhan cuma nakut- nakutin aja sih? Masa iya Tuhan menciptakan UmatNYA cuma untuk disiksa? dalam menjalani hidup? Ya nggak juga… makanya kitab sucinya dipelajari… Tidak setengah-setengah. Karena amalan-amalan penghapus dosa pun ada banyak. Mambaca surat Al Iklhas 50x itu sama dengan dihapuskan dosa 50 tahun. Mambaca Istighfar sebelum tidur, Tuhan akan menghapus dosamu meski sebanyak buih dilautan. Coba…? Apakah itu bukan Tuhan yang Pemurah namanya. Menjaga wudhlu, berbuat baik, atau sholat jumat itu juga cara-cara lain dalam menghapus dosa.

Balik lagi kepada dunia ini melelahkan karena banyak hal yang harus dipelajari? Well… pada dasarnya kita semua diberikan akal pikiran oleh yang Maha Kuasa. Tidakkah kamu tertantang untuk mencoba hal-hal baru setiap harinya. Contoh saya sebagai ibu rumah tangga… tak mungkin setiap hari saya hanya masak tumis kangkung? Tentu bosan. Selama hampir 25 tahun menikah… saya rasa saya telah mencoba 1.000 resep masakan baru. Dari mulai masak gulai kepala ikan hingga ayam betutu. Saya bisa memasak karedok hingga sambel blacan, Tentu itu semua tidak turun begitu saja dari langit. Saya harus belajar… mencoba… dan mempraktekannya. Dan tidak hanya soal memasak. Dengan waktu, dalam kehidupan ini kita harus banyak belajar. Dari mulai mempelajari pelajaran sekolah, belajar naik kendaraan umum hingga mengemudi sendiri. Saya juga belajar bagaimana memilih ikan segar hingga pakaian diskonan. Pun dalam nilai-nilai kehidupan. Belajar mengalah dan tidak egois. Belajar pasrah dan nrimo akan sesuatu hal yang terjadi dan itu di luar keinginan kita. Inilah hidup sayang… sejak kita dilahirkan… kita adalah mahluk yang terus belajar. Belajar mengunyah makanan… belajar merangkak… belajar berjalan… belajar berlari… melompat… belajar naik sepeda… belajar menulis dan membaca. Begitu seterusnya. Kita belajar menjadi manusia dewasa… lalu ketika kita menikah… bla bla bla… Kita tak akan pernah berhenti belajar, darling(Cikeu Bidadewi. 31/01/23)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *