Selepas Krisis Moneter dan Gejolak Politik Reformasi tahun 1998, beberapa tanaman hias mulai menggeliat menjadi idola, diantaranya : Aglonema, Adenium dan Anthurium. Ibarat kata pada saat itu: di malam hari pun lebih mudah menjual Anthurium dari pada menjual emas. Harganya bisa melampaui harga perhiasan emas, dan laris manis. Bahkan ada yang seharga mobil baru.

Perputaran pencari tanaman Anthurium, kala itu seperti gangsing, berputar terus menerus, hampir dua puluh empat jam, selalu ada peminat silih berganti berburu ke Pembudidaya maupun ke Penjual. Kebanyakan peminatnya pun kaum lelaki pecinta tanaman hias. Ada istilah Kolekdol (Kolektor sambil dodolan /Bahasa Jawa = Sambil berjualan) bagi pemain Anthurium yang memiliki koleksi berbagai macam Anthurium, jika harganya sesuai, Anthurium pun dijual, jika belum, Anthuriumnya tetap dikoleksi, toh semakin besar tanaman, harganya juga semakin mahal. Itulah beberapa nuansa kehebohan yang masih bisa diingat oleh pelaku tanaman hias  ketika itu, pada masa kejayaan Anthurium di awal tahun 2000-an.

[iklan]

Di musim pandemik Covid-19 ini pun, banyak orang mulai melirik kembali hobinya sambil tetap bekerja dari rumah dan menjaga protokol kesehatan: jaga jarak, pakai masker, dan menjaga kebersihan dengan memakai sabun maupun Hand Sanitizer. Satu diantara hobi tersebut adalah memelihara tanaman hias Anthurium.

Pada saat ini, harga tanaman Anthurium tidak sefantastis di masa jayanya. Hampir banyak jenis yang mempunyai harga terjangkau oleh kebanyakan orang. Sehingga jika masih ada kerinduan untuk koleksi tanaman hias ini, karena di jaman itu tak terbeli misalnya, maka saat ini bisa cepat diwujudkan, sebab harganya tidak sampai seharga mobil seperti harganya di masa jaya. Di antara contoh Anthurium ada di Gambar 1.

SOSOK SANG ANTHURIUM
Mengapa tanaman Anthurium ini bisa digandrungi banyak orang, terutama lelaki pecinta tanaman hias? Diantara sebabnya, konon katanya Anthurium bisa mempresentasikan simbol-simbol sang idola, yaitu :  Simbol kekuatan dengan tulang tulang daun yang kekar, Daunnya bisa hijau pekat bisa menyembulkan simbul kesegaran dan semangat siap bersinergi, Tahan di udara teduh menggambarkan simbol keuletan di kala harus berjuang di loronglorong gelapnya kehidupan, dan tanaman ini tidak mudah terserang hama seolah memberikan simbol dan pesan agar selalu menjaga stamina kesehatan. Di antara contoh Anthurium yang tulang-tulang daunnya tampak kekar adalah Anthurium Sirih dan Anthurium Jemani Cobra seperti tampak pada Gambar 2 dan 3.

Sebenarnya berbagai jenis Anthurium bisa dibudidayakan, tidak harus diperoleh dengan cara membeli semuanya. Cukup budidaya sebagian, dan barter dengan jenis lain kepada sesama Pembudidaya.

BUDI DAYA ANTHURIUM
Sebelum melakukan budi daya Anthurium, sebaiknya perlu mengenal sekilas tentang Anthurium sebagai tanaman hias. Tanaman Anthurium ini termasuk jenis talas talasan (Araceae), daunnya selalu hijau, dan masih keluarga dekat dengan tanaman hias daun di dalam ruangan semisal: Aglonema, Keladi, Alokasia, Philodendron, dan Difenbasia. Seperti halnya Philodendron, tanaman Anthurium ini juga mempunyai akar angin dan berbuah, hal ini tampak pada Gambar 4.

Buah yang matang dan akar angin berguna untuk pembudidayaan Anthurium. Budidaya ini bisa dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan cara semai bijih, atau pun stek batang.

* Semai Bijih Anthurium
Bijih Anthurium terdapat di dalam buah. Beberapa Anthurium misalnya jenis Hokeri, maupun Gelombang Cinta mempunyai buah seperti Tongkol Jagung. Sedangkan yang lain, buahnya lebih kecil, semisal Anthurium Black Beauty.

Di dalam tongkol ditempati butiran-butiran buah yang berisi bijih. Buah yang berwarna merah menandakan buah sudah matang dan siap diambil bijihnya, kemudian dikeringkan dan disemai di media penyemaian.

Kadang kadang jika tongkol Anthurium ini dibiarkan sampai kering di pohon, dan kalau kondisi memungkinkan, benih Anthurium bisa mulai tumbuh di media tanam, maupun di sela sela akar angin. Benih yang sudah tumbuh, bisa dipindahkan ke media tanam baru untuk pembesaran.

Apabila menyemai dari bijih, media yang diperlukan adalah media penyemaian yang steril dari jamur dan bakteri pembusuk, hal ini untuk mengamankan agar penyemaian berhasil. Media yang digunakan biasanya cocopeat bercampur pasir halus dan sekam bakar, dengan komposisi masing masing satu bagian. Setelah media penyemaian siap, bijih yang sudah kering ditaburkan di atas media yang lembab, kemudian tunggu seminggu sampai sebulan, akan keluar akar kecambah dan tumbuh daun baru menjadi bibit Anthurium. Ketika akar sudah kuat, bibit Anthurium pun siap dipindahkan ke media tanam baru untuk pembesaran.

* Stek batang Anthurium
Pembudidayaan tanaman Anthurium melalui stek batang, hanya bisa dilakukan jika batang Anthurium sudah tinggi dan sudah mempunyai akar angin. Cara ini bisa dilakukan dengan cara memotong batang di atas daun batang induk, dan di bawah akar angin. Setelah dipotong, batang indukan yang masih berdaun, sekitar sebulan kemudian, akan mengeluarkan tunas baru sebagai tanaman Anthurium baru, bahkan bisa tumbuh beberapa tunas baru di batang pohon induk.

Sedangkan batang atas hasil potongan yang mempunyai akar angin tersebut langsung bisa ditanam di media baru, dan menjadi tanaman baru siap dibesarkan.

Beberapa contoh hasil budidaya Anthurium terlihat pada Gambar 5.

PEMELIHARAAN ANTHURIUM
Cara pemeliharaan tanaman Anthurium sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan tanaman hias daun untuk di dalam ruangan (Indoor plant) yang lain, yaitu senantiasa menjaga agar Anthurium tetap sehat dan bisa tumbuh berkembang.

Adapun cara pemeliharaan tanaman tersebut adalah terutama memperhatikan : Media Tanam, Lingkungan sinar matahari, Penyiraman, Pemotongan daun kering, Pemupukan dan Penggantian pot, serta Pencegahan Penyakit.

  • Media Tanam
    Pada umumnya media tanam Anthurium terdiri dari: Hancuran Pakis, Kompos Organik, Pasir Malang, Tanah Merah, dan Sekam Bakar, bisa juga ditambah Cocopeat. Masing masing satu bagian dicampur menjadi satu. Komposisi campuran bisa juga disesuaikan dengan kondisi tanaman. Makin besar tanaman, komposisi tanah merahnya berkurang, yang bertambah adalah campuran: Kompos organik, Hancuran Pakis, dan Sekam bakar
  • Lingkungan sinar matahari
    Sinar matahari temaram lebih disukai dari pada terkena sinar mata hari langsung. Panas matahari langsung bisa membuat daun Anthurium terbakar.
  • Penyiraman
    Air yang tergenang di dalam media tanam akan menyebabkan akar Anthurium mudah busuk, dan bisa menjalar ke batang, dan daun. Sehingga akan mengurangi keindahan tanaman, bahkan tanaman Athurium akan membusuk total dan mati. Oleh karena itu pada saat penyiraman perlu dipastikan bahwa aliran alir lancar sampai ke lubang pembuangan di bawah pot. Penyiraman bisa dilakukan tiga hari sekali atau tergantung kering tidaknya media tanam. Sebaiknya media tanam tetap dijaga agar selalu lembab, tidak terlalu kering, dan tidak terlalu basah.
  • Pemotongan daun kering
    Pada saat sudah mulai dewasa, tanaman Anthurium biasanya akan tumbuh daun baru sebulan sekali, bersamaan dengan itu, kadang daun-daun yang tua mulai menguning dan akhirnya kering. Agar tetap tampak segar dan indah, maka daun daun yang mulai menguning sebaiknya dipangkas, agar segera tumbuh daun baru. Pemangkasan daun tua dilakukan sekitar sebulan sekali.
  • Pemupukan dan Penggantian pot
    Seminggu sekali bisa diberikan pupuk NPK dengan jumlah secukupnya sesuai dengan takaran yang ada di label pupuk atau sesuai dengan pertumbuhan tanaman Anthurium. Cara Pemupukan: Pupuk ditabur di tepian permukaan pinggir dinding pot bagian dalam yang ada media tanamnya. Jangan menabur pupuk di dekat batang Anthurium, sebab kadang kadang batang tidak kuat menerima pupuk langsung, sehingga batang mengering, layu, busuk dan mati.
    Yang relatif aman sebenarnya menggunakan pupuk yang lama terurai. Pemupukannya bisa setiap enam bulan sekali, pas pada saat itu juga sekaligus penggantian pot, karena tanaman sudah mulai besar, dan akar pun sudah memenuhi pot.
  • Pencegahan Penyakit
    Penyakit yang menyerang tanaman Anthurium biasanya berasal dari hama penyakit berupa: Ulat, Keong, Kutu, Jamur dan Bakteri Pembusuk. Untuk mencegah hama penyakit ini sebulan sekali atau sesuai kebutuhan dilakukan penyemprotan tanaman dengan cairan racun serangga, obat anti jamur dan anti bakteri pembusuk. Hama Keong bisa dicegah dengan melakukan pemeriksaan malam hari atau pagi hari, jika ada keong segera diambil dan diamankan agar tidak memakan daun daun Anthurium.

RAGAM  ANTHURIUM
Beberapa contoh macam ragam tanaman Anthurium ada di Gambar di bawah ini.

SEMUA PECINTA, BISA !
Ternyata harga tanaman Anthurium saat ini, sudah tidak semahal yang dulu lagi, pada saat jaman kejayaan Anthurium di awal tahun 2000-an. Berarti ada kesempatan untuk semua Pecinta Anthurium, mulai budidaya maupun sekedar menambah hijau segar di  halaman sekitar rumah atau pun di dalam rumah. Syukur syukur suatu saat mampu berkembang menjadi bisnis tersendiri di sela kesibukan bekerja sehari hari, atau bahkan menjadi sumber tambahan rejeki yang sangat berarti. Semoga! (/AB)


Artikel ini ditulis oleh Atik Bintoro, Penggemar Tanaman Hias.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *