
Yogyakarta, bukan hanya dikenal sebagai Kota Pelajar, tetapi juga merupakan Kota Wisata dan Kota Budaya, Julukan lain dari Kota Yogyakarta yang memang sesuai dengan kekayaan lokasi wisata dan budaya yang terdapat di dalamnya. Banyaknya pilihan tempat wisata dan ragam budaya, membuat Kota Yogyakarta menjadi destinasi yang tidak akan membosankan untuk dikunjungi wisatawan. Kebudayaan melahirkan berbagai macam jenis karya yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari karya yang dituangkan dalam bentuk kerajinan kayu, kulit, gerabah, bahkan juga dalam bentuk wastra yakni kain tradisional Nusantara yang mempunyai nilai dan simbol tradisional yang mengacu kepada pedoman khusus seperti warna, ukuran, dan corak tertentu. Satu diantara contoh wastra adalah: batik, jumputan, songket. ulos, dan lain lain. Terlepas dari sebuah karya, wastra juga dapat dianggap sebagai identitas suatu daerah. Sayangnya, belum banyak yang mengetahui salah satu Wastra Nusantara yang diproduksi oleh para pengerajin di Kampung Wisata Tahunan (Yogyakarta), yaitu Jumputan.
Jumputan merupakan salah satu teknik membuat pola dengan cara mengikat kain dengan tali lalu dicelupkan di zat warna. Prosesnya membuat hampir sama seperti membatik, bedanya hanya pada perintangnya, batik menggunakan malam, dan jumputan menggunakan tali. Motif yang tidak dikembangkan dan hanya berbentuk lingkaran membuat kain jumput kurang eksis karena monoton.
Beranjak dari kurangnya eksistensi Jumputan, yang merupakan salah satu seni budaya berupa wastra itulah akhirnya Dea Modis membuat beragam Jumputan dengan motif yang unik dengan edisi terbatas.
Dea Modis termasuk dalam industri rumahan sehingga memilih pengrajin yang berada di lingkungan sekitar butik dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Dra. Tuliswati, pemilik Dea Modis, sekaligus sebagai seorang Maestro Wastra Jumputan ingin membantu ibu rumah tangga supaya dapat meningkatkan perekonomian keluarga dan mandiri melalui karya. Oleh sebab itu, Dea Modis terbuka untuk ibu rumah tangga sekitar yang mau belajar berkarya membuat jumputan. Seluruh produk jumputan di Dea Modis adalah hasil produksi sendiri yang setiap prosesnya dilakukan secara handmade.
Keinginan Dea Modis untuk menangkat Jumputan supaya semakin dilirik oleh wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri membuat Dea Modis terus berinovasi untuk membuat berbagai macam motif. Motif jumputan hasil produksi Dea Modis terinspirasi dari lingkungan dan alam sekitar, ada motif bunga, kupu-kupu, hingga motif tugu. Setiap 1 (satu) model motif hanya diproduksi sebanyak 5 (lima) buah sehingga produk jumputan Dea Modis merupakan produk dengan edisi terbatas
Selain memproduksi kain jumputan, Dea Modis juga memproduksi produk siap pakai berupa pakaian ready to wear, sandal, sajadah, selendang, masker, dompet, dan tas dengan motif jumputan. Dengan inovasi yang dilakukan, harapannya dapat mempermudah jumputan untuk dikenal dan melejit seperti Wastra Indonesia lainnya.
Dea Modis banyak memasarkan produk secara offline atau melalui pameran. Akan tetapi, dengan adanya pandemi akhirnya Dea Modis pun mulai lebih gencar lagi memasarkan produk secara online melalui Instagram (username: @dea_jumput), Facebook (username: Dea Modis Batik dan Jumputan), Shopee dan Tokopedia (username: dea_jumput). Dengan demikian, pecinta jumput buatan Dea Modis tetap bisa melihat produks paling baru dan membeli secara online. Lokasi produksi Dea Modis berada di Kampung Wisata Tahunan, tepatnya di Jl. Soga No. 64A, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta–VHA. ( Liputan Kek Atek).