SAJAK INSOMNIA
Kata-kata menghujam
sesaat sebelum mata terpejam
Mata yang terlanjur terkantuk-kantuk kuyu
tertumbuk sayu
tertumpuk layu
Mereka hendak mengutuk
jika dirinya tak tertuang
pada sebatang gawai
Atau mereka ribut menuntut
untuk ditabur dihempaskan
di atas hamparan kertas
yang masih gersang, lenggang,
dan kering kerontang
Meski barang sekelumit kata yang tercurahkan
Kau akan sedikit tercerahkan. Katanya
Purwokerto, Februari 2023
SEBUAH DONAT DI HUJAN SORE HARI
Dengan tabah, hujan berguguran
Mengguyur segala kisah dan kasih
yang kian berdebar berdeburan
Berpadu dalam hati: manis, getir, dan gurih
Donat yang kutelan perlahan
Ternyata mengingatkanku pada lentur
dan kenyal-kenyilnya sebuah perasaan
Terlebih, kabar teranyar menyebutkan:
Bahwa perasaan rentan terhadap hujan
Purwokerto, Februari 2023
NYASAR
Hidup tak menutup kemungkinan
merupakan perjalanan pulang
yang serius dan misterius
Layaknya menuruni punggung gunung
dengan jalan bercabang, berliku, dan belukar
Perlu jeli, tekun, dan sabar
Nyasar di hutan mengajariku
tentang ketidakpastian hidup
yang mengejutkan
dengan keganjilan dan kejanggalan
Kabar baiknya, rimbun semak
Jalan buntu
Lembah curam
Justru mematangkan pendewasaan
Purbalingga, Januari 2023
KACA MATA TEMAN
Sering kali, aku terpelanting di lubang-lubang kecil
Kadang masih terjerembap pula di lubang besar
Tak jarang juga, terperosok ke curamnya jurang
Terpeleset cadasnya bebatuan
Terbentur-bentur runcingnya keinginan
Terseok-seok oleh lika-liku kenangan
Teramat teledor dalam memijak
Terlalu lengah dalam melangkah
Sesekali atau berkali-kali
Ada benarnya meminjam kaca mata teman
yang bening, kinclong, dan jeli
untuk mengurutkan sederet kecerobohan.
Purwokerto, Januari 2023
Fajrul Alam, lahir di Kebumen. Saat ini mengenyam kuliah di UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri sekaligus menjadi Tim Asesor puisi di SKSP. Karya-karyanya pernah masuk di beberapa buku antologi puisi.
Suka. Puisi yang menjernihkan ke-diri-an.