
Satu di antara kreativitas masyarakat Indonesia pada umumnya, adalah bisa memanfaatkan ruang, waktu, dan peristiwa tertentu sebagai wadah kesempatan untuk menghasilkan putaran ekonomi dan bisnis, dari tingkat Lokal sampai Nasional.
Untuk tingkat Nasional misalnya peringatan kemerdekaan NKRI, bisa tumbuh pasar kaget, hampir serentak di seluruh wilayah Indonesia. Dimana ada keramaian peringatan tujuh belasan, di situ juga dibuka pasar kaget untuk umum, berbagai jenis barang dagangan dipajang ditawarkan pada pengunjung, dari makanan kuliner, pakaian, sampai ke benda benda hasil kerajinan tangan masyarakat, dari desa desa, sampai di Jakarta Megapolitan.
Sedangkan tingkat Lokal, bisa ditemui di beberapa tempat di tengah giat tertentu, dibuka pasar kaget, misalnya: ketika ada warga yang hajatan pernikahan, pengajian dengan jama’ah yang banyak, tatkala ada ajang Olah Raga bersama, atau pun jalan pagi beramai ramai di hari Minggu pagi di sekitar kawasan perkantoran, dan atau di dekat Lapangan olah raga.
Pengertian pasar kaget pada umumnya adalah pasar yang dibuka hanya sebatas pada: ruang, waktu, dan peristiwa tertentu, dan tidak bersifat permanen. Para pedagangnya pun biasa berasal dari masyarakat sekitar lokasi pasar Kaget.
Satu diantara contoh pasar kaget yang dibuka di setiap hari Minggu pagi, mulai dari jam 06.00 s/d jam 09.00 adalah Pasar kaget di pinggir jalan di depan Masjid At-Taqwa, Komplek LAPAN – BRIN, Desa Sukamulya, Kec. Rumpin, Kab. Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Setiap hari Minggu Pagi, banyak masyarakat melakukan giat olah raga jalan sehat bersama keluarga, atau pun sesama teman. Kegiatan ini mengundang datangnya pedagang untuk mendapatkan tambahan penghasilan dengan cara menggelar barang dagangan masing-masing, mulai dari makanan kuliner jajanan anak anak, kue kue, makanan dan minuman untuk sarapan, mainan anak anak, sayuran dan bumbu dapur.
Beberapa pedagang mengungkapkan kegembiraannya, bisa berjualan di pasar kaget ini, diantaranya:
Bang Pendi penjual jajan anak anak harum manis, dia berasal dari desa Kertajaya, Rumpin, menyampaikan senang senang saja bisa jualan, dan banyak bersyukur.
Begitu juga Bang Gabel yang jualan makaroni mengungkapkan seneng bisa jualan. Dia tinggal di kontrakan, asalnya dari Sukabumi kemudian merantau ke Lubuk Linggau Palembang,.dan sampailah mengembara di Cisauk-Tangerang dekat dengan lokasi Pasar Kaget.
Sedangkan Ibu Eha menjual Donat kentang, dan kue kue. Mengungkapkan baik baik saja dan senang bisa jualan. Di luar agenda Pasar Kaget dia menjajakan kuliner kue kuenya berkeliling menemui pembeli. Disamping itu Ibu Eha juga bersedia menerima pesanan kue donat, jika diperlukan. Ibu Eha berasal dari desa Sukamulya – Rumpin. (Peliput Kek Atek),