AeroSummit dan Isast 2019: Dari Roadmap sampai Forum Kordinasi Tingkat Tinggi Kedirgantaraan

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerjasama dengan PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), dan Indonesia Aeronautic Engineering Centre (IAEC) menyelenggarakan Aero Summit 2019 bertempat di Hotel Bidakara pada tanggal 24-25 September 2019 dengan tema ‘Streamlining The Synergy in Aerospace’ Acara ini merupakan wujud komitmen LAPAN serta para stakeholdernya dan Kemenko Kemaritiman. Kegiatan yang membahas masalah Roadmap Industri Penerbangan sebagai langkah menuju Indonesia Emas tersebut juga mengikutsertakan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Selain membahas Roadmap Industri Penerbangan, Aero Summit 2019 juga memamerkan berbagai prototype hasil penelitian terkait kedirgantaraan di antaranya dari lembaga ristek pemerintah, pekerja industri dirgantara, pengusaha, peneliti, inovator dan akademisi.

Kerangka roadmap kedirgantaraan yang dibahas di AeroSummit 2019 telah melalui pembahasan dan pertemuan secara intensif selama 10 bulan antara LAPAN, Kemenko Kemaritiman, industri penerbangan dan asosiasi penerbangan serta Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN).

[iklan]

Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, saat menggelar konferensi pers terkait Aero Summit 2019 mengatakan, “Ekosistem penerbangan nasional yang ideal perlu diwujudkan, baik dari sisi litbang (penelitian dan pengembangan), regulasi, industri integrator, industri UKM (industri kecil dan menengah), operator dan maintenance aircraft. Untuk itu, diperlukan Board Nasional Penerbangan atau Aeronautics Board of Trustee. Ini semua akan dibahas dalam Pertemuan kali ini.” Selasa (24/9/2019).

Pembahasan Board of Trustee dilaksanakan pada hari pertama dengan topik ‘Peranan Lembaga Pengawas (Board of Trustee) di Dalam Pelaksanaan Roadmap Industri Pesawat Terbang Nasional Menuju Indonesia Emas’. Pembahasan ini memiliki rumusan untuk menyatukan peta jalan atau roadmap untuk kedirgantaraan nasional agar efektif dengan mengontrol dan mengawasi. Selain itu, Thomas berharap, roadmap tersebut harus sedapat mungkin mengakomodasi semua aktifitas yang berhubungan dengan Industri Pesawat Terbang, mencakup pesawat udara berawak maupun pesawat udara tanpa awak (UAV), mulai dari aktivitas kajian di universitas, penelitian dan pengembangan penelitian, proses desain dan manufacturing beserta rantai pasokannya, pengoperasian, perawatan, navigasi dan kebandaraan, sebagaimana tercermin dalam bagan Strategi Sinergi Pemangku Kepentingan Industri Dirgantara Nasional.

Roadmap bidang kedirgantaraan nasional sebenarnya telah dimulai dengan terbitnya Perpres No. 45 Tahun 2017 tentang Rencana Induk (Renduk) Keantariksaan Nasional yang disusun oleh LAPAN. Akan tetapi, pada pelaksanaannya mengalami kendala dikarenakan rendahnya kesiapan dan koordinasi dari para pemangku kepentingan, munculnya trend teknologi baru yang berkembang pesat dan adanya kebijakan baru dari pemerintah yang bisa menjadi pendorong kemajuan jika segera mungkin dimanfaatkan. Maka, untuk menyempurnakannya dibutuhkan melibatkan para pemangku kepentingan secara lebih luas.

AeroSummit 2019

Penyusunan Roadmap Industri Dirgantara Nasional melibatkan enam kelompok pemangku kepentingan yaitu :

  1. Industri Pesawat Terbang di antaranya melibatkan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), PT Dirgantara Indonesia (PT DI), PT Regio Aviasi Industri (PT RAI) dan Indonesia Aeronautical Engineering Center (IAEC), yang secara aktif akan terlibat dalam pembahasan wahana, yaitu pesawat terbang yang akan dibuat oleh ndustri pesawat terbang nasional dan matriks dukungan pemerintah untuk aerospace industries.
  2. Industri Airline melibatkan Kementerian Perhubungan dan Indonesia National Air Carrier Association (INACA), yang secara aktif akan terlibat didalam pembahasan tentang airline nasional dalam mendukung produk nasional.
  3. Industri Komponen meliputi Kementerian Perindustrian dan Inacom, yang secara aktif akan terlibat dalam pembahasan tentang roadmap industri komponen pesawat terbang dalam melaksanakan perannya dalam rantai pasokan domestic maupun global.
  4. Industri MRO menggandeng Kementerian Perindustrian dan Indonesia Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA), yang secara aktif akan terlibat didalam pembahasan pengembangan MRO.
  5. Kebandaraan yang akan melibatkan Kementerian Perhubungan dan KPPIP, yang secara aktif akan terlibat didalam pembahasan Asian Open Sky, Air Navigation dan Aeropark andalan (Batam, Kertajati dan dll).
  6. SDM, Fasilitas dan R&D meliputi Kemenristekdikti, BPPT, Perguruan Tinggi, dll, yang secara aktif akan membahas tentang Roadmap R&D dan Pengembangan Universitas.

AeroSummit 2019

Selain roadmap yang mencakup berbagai aspek industri secara menyeluruh dirumuskan beberapa sektor focus yang dapat bersaing ( profit center ) sebagai wahana utama pemerintah untuk menyukseskan program revitalisasi industri dirgantara nasional. Ruang Lingkup pemaparan roadmap Industri Dirgantara dari kelompok pemangku kepentingan yang relevan, dibagi 4 kelompok antara lain :

  1. Industri Pesawat terbang.
  2. Industri Komponen dan Kawasan Aerocity.
  3. Industri MRO, Industri Airline dan Kebandaraan.
  4. SDM, Fasilitas dan R&D.

Roadmap ini sekarang sedang disiapkan. Diharapkan draft awal bisa secepatnya dirumuskan agar dapat berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan sejalan dengan RPJMN yang disiapkan Bappenas.

Sementara pada hari kedua diadakan diskusi panel dengan tema ‘Peranan Institusi R&D dan Pendidikan di Dalam Menunjang Pelaksanaan Roadmap Industri Pesawat Terbang Nasional Menuju Indonesia Emas’. Dari Aerosummit 2019 melahirkan kesepakatan bersama seluruh yang hadir di Focus Group Discussion sebagai berikut :

  1. Merekomendasikan terbentuknya badan koordinasi tingkat tinggi kedirgantaraan
  2. Mendorong terwujudnya sinergi regional industri kedirgantaraan
  3. Membangun ekosistem industri komponen pesawat terbang dan pendukungnya secara nasional dan global.
  4. Merekomendasikan kebijakan pemerintah tentang pemeliharaan lokal terhadap pesawat terbang yang beroperasi di Indonesia.
  5. Mempersiapkan diselenggarakannya Airshow 2024.
  6. Meningkatkan kerjasama dengan stakeholder dirgantara internasional yang sudah berinvestasi di Indonesia.

AeroSummit 2019

Pembacaan Kesepakatan Rekomendasi

Dalam area pemeran Aero Summit 2019 juga ditampilkan purwa rupa (prototype eksperimental) skala 1:1 drone dengan nama Dadali hasil inovasi anak bangsa. Drone ini hasil kolaborasi antara PT Chroma International dan PT Aero Terrascan. Dadali nantinya memiliki tiga konfigurasi, yakni konfigurasi passanger, kargo dan med evac. Dengan adanya kemampuan autonomos dari Dadali, maka tidak diperlukan pilot, cukup dengan pemrograman perangkat lunak yang juga karya anak negeri sendiri. Dadali merupakan solusi jitu jika terjadi blokade infrastruktur transportasi akibat bencana alam. Pengiriman obat-obatan, alat kesehatan dan bahan makanan bisa dilakukan jenis drone ini secara cepat dan praktis. (TH, AA & NS)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *