
3 Hari Bersama Sastrawan Serumpun
Perhimpunan Seniman Budayawan Negara Serumpun – PSBNS dan Wanita Penulis Indonesia – WPI menyelenggarakan Peluncuran Buku & Diskusi, bertema :”Peran & Fungsi Perbukuan, Sastrawan, Kopi bagi Generasi Millenial.”
Acara yang unik karena dihadiri sastrawan Budayawan dari Malaysia dan Singapura, hanya dipersiapkan sekitar dua minggu, berlangsung menarik pada tanggal 3 s/d 5 Agustus 2019. “Saya meyakinkan diri ketika menghubungi teman-teman dari Malaysia, Singapura, Sabah, dan mengundangnya ke Indonesia, untuk mendiskusikan tema utama perbukuan dan generasi millenial,” terang Dr. Free Hearty, pendiri PSBNS. “Alhamdulillah, teman-teman merespons dengan semangat, bahkan tiga di antaranya ingin meluncurkan buku karyanya,”tambahnya.
[iklan]
Peluncuran dan diskusi dilaksanakan di 3 lokasi, yaitu : Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Perpustakaan OBOR, dan di Gedung milik Kapal Api Global. 3 judul buku diluncurkan adalah “Ketawalah, Tanah Airku – Sajak-sajak Resistencia”karya Raja Ahmad Amirullah, Kumpulan Puisi “Berguru pada Sejarah” karya Haryatie AB Rahman, dan “Bagai Helang Tetap Pulang” karya Datin Barupawati Utamaju Baharum. Yang belakangan disebut karyanya dibahas oleh Herman Syahara melalui prosa liris karangannya.
Selain ketiga sastrawan yang meluncurkan karya, hadir dalam diskusi untuk sumbang pemikiran antara lain: budayawan Malim Ghazali PK, sastrawan Mohammad Saleeh Rahamad, Saut Poltak Tambunan, Kurnia Effendi, Syamsuddin CH Haesy, Eka Budianta, Hanna Fransisca, dan belasan penyair maupun pegiat literasi Jabodetabek. Baca dan musikalisasi puisi pun dipentaskan menyelingi diskusi. Yang tampil pada 3 hari pertemuan itu, secara bergantian, di antaranya: Jose Rizal Manua, LK Ara, Retno Budiningsih, Dede AMH, Dian Mariyana, Titi Rumsiti, dan lain-lain. (UBS)