Memasak itu gampang atau sulit?

Tergantung. Seperti pagi ini saya mencoba mengolah 3 kg daging ayam. 1 kg nya sudah saya cuci bersih. Lumuri dengan garam dan jeruk nipis. Sudah saya siapkan rempah-rempah juga. Itu untuk makan siang. Ayam goreng tepung renyah dengan saos sambal? Rasanya… tak pernah ditolak anak-anak.

Dua ekor ayam kampung sisanya, sudah saya tambahkan bumbu rendang. Saya masak dengan api kecil. Maka makan malam nanti saya tinggal memanggangnya tanpa perlu repot.

Meski makan malam itu sebetulnya lebih banyak dampak negatif positifnya. Kenapa? Karena setelah makanan masuk ke mulut? Itu akan membutuhkan waktu 4 jam untuk perut manusia mencernanya. Jika tak diolah maka makanan itu akan menjadi sampah.

Sementara tubuh manusia itu ada siklusnya. Ada jam operasionalnya. Jam 10 malam, ada organ tubuh berhenti untuk beristirahat. Secara alami semesta mengaturnya bahwa malam hari tubuh manusia perlu beristirahat. Maka semua makanan itu akan mengendap di Lambung. Menimbulkan asam. Itulah penyebab gerd/asam lambung jika hal ini menjadi kebiasaan dan terpola.

Ini pengalaman saya di kampung. Orang- orang desa… tak ada acara makan malam. Selesai dari ladang/sawah itu sebelum adzan Dzuhur. Lalu mereka istirahat. Pulang ke rumah dan melakukan hal- hal lain yang belum selesai. Setelah Ashar mereka memasak. Dan acara makan dilakukan pada sore hari sesaat sebelum Maghrib.

Dinner atau makan malam mungkin diciptkan oleh film-film Hollywood. Dinnner… Gala dinner… romantic dinner… Candle light dinner… And bla bla bla. Itu hanya saya lihat di film.

Sorry… ini hanya opini saya.  Karena memang benar… sebelum saya menonton Film-film itu… saya tak paham dengan dunnar dinner atau makan malam. Baru setelah dewasa dan rajin nonton bioskop maka beberapa gaya hidup saya berkiblat ke sana. Hi Hi Hi.

masakan indonesia

Makan malam oke. Tapi sajikan pada sore hari jika bisa. Atau minimal 4 jam sebelum waktunya tidur. Pola inipun saya terapkan di rumah belum lama. Sekitar dua tahun belakangan ini. Andai saya tau lebih lama. Dulu saya sering menerapkan pola tak makan malam. Namun itu cara yang salah dan omong kosong. Karena kenyataannya pada jam 8- 9 malam saya mengalah. Makan apapun akhirnya yang membuat perut ini kenyang. Mie Instan. Pesan pizza atau makanan² tak sehat lainnya. Setelah merasa perut kenyang? Akhirnya malah malah mengantuk dan betulan bisa tidur nyenyak. Bayangkan? Berapa dekade pola ini tercipta? Tak heran jika banyak orang kota terkena penyakit degeneratif. Jantung, diabetes, kolesterol dan hipertensi. Demikian. Karena selama ini kita mempraktekan cara yang salah.

Karena pola seperti ini pula yang menyebabkan anak- anak saya makan sembarangan. Jam 7 masih bisa ditahan. Tetapi jam 8 malam? Akibat sang Mamak malas turun ke dapur? Mereka diam- diam order makanan online. Tentu saja yang mereka beli adalah yang enak-enak. Yang gurih- gurih. Yang menggiurkan dalam gambar plus promo atau bebas ongkir. Demikianlah.

Akhirnya saya sadar bahwa kesehatan keluarga berawal dari ibunya. Saya membiasakan diri memasak dari pagi. Sore itu tinggal menghangatkan. Saya tak boleh malas karena nanti saya kecolongan alias anak-anak pasti akan kelaparan dan makan sembarangan.

Lagipula… makan malam disajikan jam 5 lewat itu menenangkan. Makan malam mulai setengah enam sore. Pas adzan maghrib sudah selesai. So… waktu ibadah/ belajar adalah tak terganggu. Andaipun mereka masih lapar and ingin kudapan? Biasa sepotong biskuit dan segelas susu hangat adalah sudah lebih dari cukup. (Cikeu Bidadewi).

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *