Bagi wilayah di luar jawa, hari raya idul fitri dirayakan sekaligus dengan hari raya ketupat. Contohnya pada masyarakat Jakarta. Di Jakarta ketupat biasanya disajikan pada hari raya pertama idul fitri dengan sajian pelengkapnya, yaitu opor ayam, rendang, dan kuah lodeh labu siam.

Beda halnya dengan tradisi jawa. Masyarakat jawa, khususnya di Jawa Timur kabupaten Pasuruan selalu merayakan dua kali hari raya. Hari raya idul fitri dan hari raya ketupat. Hari raya ketupat ini, merupakan hari raya kedua yang dirayakan oleh masyarakat kabupaten Pasuruan setelah hari raya idul fitri. Jika hari raya idul fitri jatuh pada tanggal 1 syawal, maka tanggal 8 syawal adalah hari raya ketupat.

Meskipun beda dalam penyajiannya, namun maksud dari merayakan hari raya ketupat adalah sama, yaitu ngaku lepat. Dilihat dari filosofi ketupat yang pernah dikenalkan oleh Raden Mas Sahid atau yang lebih dikenal dengan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga menggunakan ketupat untuk memadupadankan budaya dan filosofi jawa dengan ajaran islam.

Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari ngaku lepat dan laku papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Hal ini diimplementasikan dalam bentuk tradisi sungkeman saat lebaran terhadap orang tua. Sementara laku papat artinya empat tindakan dalam penyelenggaraan lebaran, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Untuk filosofi yang terkandung di setiap elemen ketupat masing-masing mempunyai esensi yang kuat dan berkaitan satu sama lain. Elemen ketupat yang pertama adalah janur. Janur atau daun kelapa muda menjadi pembungkus paten dari sebuah ketupat. Menurut filosofi jawa. Janur merupakan singkatan dari sejatine nur yang artinya manusia berada dalam kondisi suci setelah berpuasa bulan Ramadhan. Kedua, rumitnya anyaman dari sebuah ketupat pada waktu membuatnya mencerminkan sebagai permasalahan manusia. Anyaman ketupat ini diharapkan memberi penguatan satu sama lain angara jasmani dan rohani. Ketiga, isi ketupat. Ketika ketupat dibelah maka terlihat isi nasi putih yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampun dari kesalahan. Keempat, bentuk ketupat yang mnyerupai jajar genjang yang begitu sempurna dengan empat sisi. Bentuk tersebut mencerminkan empat tindakan laku papat yang telah disebutkan di atas tadi. Namun ada juga yang menyebutkan bermakna empat arah mata angin atau kiblat papat lima pancer.

Jika melihat dari sejarahnya maka dari kata ketupat yaitu ngaku lepat dapat dipahami bahwa sebagai manusia kita harus saling bisa memafkan antara satu sama lain. Dengan selesainya puasa bulan Ramadhan sudah semestinya kita kembali fitrah baik secara lahir maupun batin.

Terlepas dari filosofi ketupat, biasanya sebagian masyarakat Pasuruan memanfaatkan hari lebaran ketupat untuk bersilaturahmi dan menghabiskan waktu bersama keluarga dengan sanak saudara terdekat. Kebiasaan yang biasanya dilakukan adalah dengan rekreasi ke berbagai tempat wisata. Seperti pergi ke wahana permainan, kolam renang, dan wisata alam. Namun kebanyakan masyarakat Pasuruan lebih memanfaatkan waktu lebaran ketupat tersebut dengan pergi ke kolam renang terdekat.

Mengapa harus memilih berenang? Berdasarkan yang saya ketahui, dengan rekreasi ke kolam renang membuat tubuh menjadi sehat. Selain refreshing dan untuk hiburan, kegiatan renang sangat menyenangkan. Renang memberi efek relaksasi agar tubuh menjadi lebih rileks. Selain itu, dipilihnya rekreasi berenang yaitu bisa menjangkau dari semua kalangan, baik dari kalangan berumur, muda, maupun anak-anak.

Nur Indah Sutriyah adalah perempuan yang lahir di Pasuruan, Jawa Timur. Merupakan alumnus Universitas Wiranegara Pasuruan dengan jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Bergiat dalam Competer Indonesia yang dibina oleh Muhammad Asqalani Eneste, penyair dari Riau dan juga bergiat di KEPUL (Kelas Puisi Alit) di bawah asuhan Penyair dari demak, yaitu Mohammad Iskandar.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *