Adang Albanie adalah seorang pria yang memutuskan untuk hidup sepenuhnya di jalanan bersama aspal dan semesta alam. Lahir di bulan Agustus 1982. Sejak kecil, Adang Albanie memiliki insting jalanan hingga ketika di bangku SMA kelas dua ia berhenti dari pendidikannya dengan alasan tersendiri. Di jalan ia mengembangkan kesadarannya dalam hati.
Ia memutuskan hidup di jalan dengan mengamen dalam kesehariannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sudah kurang lebih 20 tahunan ia mengabdikan diri sebagai seorang seniman jalanan. Meskipun ia tak pernah menganggap ia adalah seorang seniman. Karena ia tak ingin naik ke permukaan. Dan bahagia itu sederhana. Itulah filosofi yang ia tanamkan sejak kecil. Ia sendiri memutuskan hidup di jalanan karena suatu alasan, salah satunya adalah ayahnya yang memutuskan untuk menikah lagi.
Namun, kepatahan tersebut bukanlah hambatan baginya untuk terus berkarya. Hingga ia bertemu dengan salah seorang sahabat dan membentuk sebuah grup musik yang bernama 4weekend dan dianggap sebagai keluarga. 2 tahun berjalan, 4 weekend kehilangan salah satu personil hingga berubah menjadi nama EMPANG (Emperan Pamulang).
Nama EMPANG pun membawanya dan mengepakkan sayapnya ke dunia seni lain hingga bergabung dengan beberapa komunitas sastra salah satunya adalah Dapoer Sastra Tjisaoek. Jam terbang yang mulai naik ia rasakan, namun kesdarannya masih berada di jalanan. Karena ia masih menggeluti ‘ngamen’ di sepanjang jalan Pamulang.
Di tahun 2015, ia mendapat kepercayaan untuk bertanggung jawab membuat sebuah acara bernama Festival Musisi Jalanan di Tangerang selatan yang diadakan di Kandang Joerang Doank. Di sanalah ia mulai berkarir sebagai seorang seniman. Hingga ia dipanggil ke sana kemari untuk tampil sebagai seorang penyanyi sekaligus gitaris di berbagai acara seperti Master Piece, Jurnal Perempuan, Song Wedding, dan sebagainya. Ia pun juga pernah mendapat kepercayaansebagai dewan juri di berbagai kompetisi vokal dan musik di berbagai acara.
- Membawakan Puisi ‘Gendeng’ karya Yo Sugianto di sebuah cafe pada acara Sastra Reboan bulan Maret 2015 >> https://www.youtube.com/watch?v=8Ymu2-GY7MA
- Membawakan puisi ‘Kepada Indonesiaku’ ketika masih memiliki nama 4weekend di acara Sastra Reboan pada Juni 2015 https://www.youtube.com/watch?v=_9gxW2NNoN8
- Mengisi keisengan dengan membuat sebuah karya film pendek ‘Kere’ >> https://www.youtube.com/watch?v=WrRmLA3_UiU
- Membawakan Drama Puitic dari puisi ‘Sajak seonggok Jagung’ karya WS. Rendra bersama Dapoer Sastra Tjisaoek di acara Festival Musisi Jalanan 2016, Kandang Joerang Doank >> https://www.youtube.com/watch?v=UX3Q07Tl6g4
- Membawakan Puisi ‘Salah’ karya Abah Yoyok bersama EMPANG di acara Hari Ulang Tahun bang Iwan Fals di kediaman Bang Iwan pada bulan September 2017 >> https://www.youtube.com/watch?v=OldIBxQIuAY
- Membawakan puisi ‘Siapa Engkau’ karya Dewi Nova di sebuah acara Jurnal Perempuan pada bulan Desember 2017 di At America >> https://www.youtube.com/watch?v=G6kigEuWifg
Hingga kini, ia masih bergelut di dunia seni jalanan alias mengamen dari warung ke warung. Berikut adalah dokumentasi keisengan ketika bernyanyi bersama teman-teman pengamen jalanan https://www.youtube.com/watch?v=0xTR-XThqIo juga bisa dilihat di https://www.youtube.com/watch?v=woXA2_Sc3DM yang dibadaikan pada tahun 2015.