Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Mbludus.com
    • Beranda
    • Berita
    • Humaniora
      • Sosial Politik
      • Sosialita
      • Pendidikan
      • Tradisi
      • Lingkungan
    • Sains
    • Sastra
      • Cerbung
      • Cerpen
      • Dongeng
      • Drama
      • Kritik Sastra
      • Puisi
    • Kreasi
      • Bisnis
      • Musik
      • Sinematografi
    • Merchandise
      • Buku
      • Baju
      • Kerajinan Tangan
    • Lainnya
      • Profil Redaksi
      • Penerimaan Naskah Mbludus.com
    Mbludus.com
    You are at:Home » Tradisi » Syair Mainan Anak-Anak Jaman Baheula
    Tradisi

    Syair Mainan Anak-Anak Jaman Baheula

    17 Juni 2019Updated:15 November 20191 Komentar3 Mins Read146 Views
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    Share
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    SYAIR MAINAN ANAK-ANAK JAMAN BAHEULA

    Dulu, sekitar tahun 1970 ke bawah, di nuswantara ini ada puluhan jenis permainan anak-anak yang sekarang ini sudah mulai dilupakan orang. Bahkan sudah hilang dari dunia bermain anak-anak. Di setiap daerah ada banyak permainan anak-anak sesuai dengan tradisi dan budaya masing-masing masyarakatnya. Di daerah Betawi misalnya, ada berbagai macam jenis permainan anak-anak yang bisa dimainkan oleh 1 orang, 2 orang, 3 atau lebih dari 4 orang. Seperti main Tak Umpet, Galasin, Gatrik, Dampu, Cutik, Congklak, Gogolio, dsb.

    [iklan]

    Salah satu sisi yang menarik dari permainan anak-anak di Betawi itu adalah di awal sebelum permainan dimulai. Dalam permainan Tak Umpet, misalnya. Untuk menentukan siapa satu anak yang jaga dan siapa yang sembunyi (ngumpet) dilakukan dengan cara undian (humpimpah). Anak-anak yang akan bermain berkumpul melingkar, lalu sambal membolak-balik satu telapak tangan masing-masing, semuanya melantunkan syair Hum Pim Pah:

    Humpimpah alaihum gambreng
    Mak ipah pake baju rombeng
    Makan nasi abis satu kaleng
    Nggak abis gue tempeleng
    Gaaam… breeng….!

    Syair Hum Pim Pah itu diulang-ulang terus sampai akhirnya didapat siapa yang kalah dan siapa yang menang. Ada juga cara yang lebih praktis dan cepat, yaitu dengan Tangtolang.  Caranya adalah salah seorang membuka telapak tangannya, yang lain meletakkan jari telunjuk di telapak tangan tersebut sambil melantunkan syair Tang To Lang:

    Tangtolang
    kemiri kacang ijo, jo….
    Tang. Tangkep
    Pentillewe lewe cip…
    Plong!
     

    Jari telunjuk yang tertangkap dialah yang jadi, yang kalah dan harus jaga.

    Lucu dan unik syair anak-anak itu. Ada juga syair yang mirip mantra atau doa. Ketika anak-anak ingin main hujan-hujanan (mandi hujan), misalnya. Ketika di langit terlihat awan mendung menggantung, mereka berharap hujan segera turun dengan menyanyikan syair seperti ini:

    Ruk uruk uruk
    Ujan turun biar gede
    Anak kucing mau mandi
     
    Syair anak-anak yang bernuansa doa dan mantra ada juga ketika membuat terompet batang padi atau Gogolio. Begini bunyi mantranya:

    Dok dok emping
    Empingnya padi bulu
    Disodok melenting
    Keluar ulet bulu
    Fuiih…!

    Syair mantra itu juga ada ketika dalam permainan Jalangkung, memanggil mahluk halus dengan media boneka tertentu.

    Jalangkung jalangse
    Di sini ada pesta kecil
    Saya harap datang
    Datang tak diundang
    Pulang nggak diantar

    Dunia anak-anak memang dunia yang mengasyikkan. Menyenangkan. Mengejek teman pun cukup dengan nyanyian dg syair yang lucu seperti berikut ini:

    Dut dut lang kecapi pentil
    Gendut pulang nenteng tai upil

    Yang diejek tidak marah, tapi langsung membalas ejekan dengan nyanyian yang tak kalah asyiknya:

    Peng olek-olek naro paku di bendungan
    Bopeng jelek nggak laku kebingungan

    He he he… dunia anak-anak memang dunia yang menyenangkan. (AY)

    Sumber Foto : https://www.dictio.id/t/hompimpa-permainan-undian-bertabur-ungkapan/16990
    https://images.app.goo.gl/ZZxNy8m5jCDrDkfUA

    hompimpa permainan anak-anak permainan anak-anak zaman dulu syair permainan anak
    Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    Previous ArticleKorupsi, Kolusi dan Nepotisme
    Next Article ‘Mantu Poci’ Tradisi Unik Menarik

    Postingan Terkait

    Tradisi Potong Jari, Papua

    17 Mei 2024

    Tradisi dan Riwayat Ketupat

    25 April 2024

    Perayaan Cap Go Meh

    7 Maret 2024

    1 Komentar

    1. Heryus Saputro Samhudi on 17 Juni 2019 10:53 am

      👍

      Reply
    Leave A Reply Cancel Reply

    Postingan Terbaru

    Refleksi dalam Cerpen “Requiem Burung Gereja”

    11 November 202530 Views

    Sandal Jepit Pesantren

    9 November 202511 Views

    Mengenal Sistem Administrasi Negara Indonesia

    30 Oktober 20252 Views

    Membaca ‘Rahasia Tanda’ di Universitas Pancasakti Tegal

    29 Oktober 202511 Views
    Kategori
    • Berita Terkini (206)
    • Bisnis (7)
    • Buku (80)
    • Cerbung (19)
    • Cerpen (157)
    • Dongeng (90)
    • Drama (28)
    • Europe (1)
    • film (1)
    • Highlights (2)
    • Kritik Sastra (75)
    • Lingkungan (52)
    • Money (5)
    • Musik (18)
    • News (9)
    • Pendidikan (66)
    • Politics (3)
    • Profil Redaksi (16)
    • Puisi (186)
    • Sains (50)
    • Science (5)
    • Sinematografi (22)
    • Sosial Politik (29)
    • Sosialita (141)
    • Sports (5)
    • Tech (5)
    • Tradisi (98)
    • Travel (4)
    • UK News (4)
    • World (1)
    Advertisement
    Follow Kami
    • Facebook
    • Instagram
    • YouTube

    Bermis Serpong ASRI Blok B7/19 RT/RW 02/04, Cisauk - Tangerang

    Untuk Pengajuan Iklan dan Kerja Sama Hubungi:

    Email : redaksi@mbludus.com / dapoertjisaoek@gmail.com
    Kontak: -

    Facebook Instagram YouTube
    Syarat dan Ketentuan
    Definisi

    Ketentuan Layanan

    Ketentuan Konten

    Penggunaan dan Hak Cipta

    Undang-Undang ITE

    Tim Redaksi

    Penerimaan Naskah
    Flag Counter
    Flag Counter

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Ad Blocker Enabled!
    Ad Blocker Enabled!
    Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please support us by disabling your Ad Blocker.