Sahabat Mbludus pastinya sudah tidak asing lagi dengan berbagai kegiatan alam. Salah satu tengah populer di kalangan remaja adalah mendaki gunung. Jika puluhan bahkan ratusan tahun silam kegiatan menjelajah puncak gunung ini  dianggap sebagai olahraga yang cukup ekstrem, saat ini kegiatan tersebut sudah menjadi sebuah gaya hidup.

Animo masyarakat, terutama muda-mudi untuk melakukan kegiatan ini dari tahun ke tahun, kian meningkat. Pendaikan dari gunung dengan dengan ketinggian yang lumayan rendah, sedang, sampai tertinggi di dunia! Bayangkan, tahun ini saja Gunung Everest  mencatatkan rekor dengan 855 orang yang berhasil mencapai puncak tertinggi di dunia itu pada bulan Mei lalu. Duh …duh … keren banget ya? Sahabat Mbludus berminat juga?

[iklan]

Kalau tenyata sahabat Mbludus belum beniat ke Nepal dan ingin menikmati alam pegunungan Indonesia tercinta yang tak kalah indahnya, bagaimana kalau sahabat Mbludus ke Gunung Kembang?

Sudah kenal belum sama si cabe rawit yang lebih populer disebut sebagai anaknya Gunung Sindoro ini?

PEMANDANGAN KEBUN TEH YANG MENYEGARKAN MATA

Terletak di kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung ini disebut-sebut sebagai anak dari Gunung Sindoro, mungkin karena letaknya tepat di bawah Gunung Sindoro.

Pada 31 Maret-1 April tahun 2018 lalu, Gunung Kembang resmi dibuka untuk umum, sahabat Mbludus. Gunung dengan ketinggian 2340 mdpl ini bisa ditempuh melalui Basecamp Blembem Kaliurip, kecamatan Kertek, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Dari basecamp saja para pendaki sudah disuguhi rute menuju puncak gunung kembang berupa hamparan kebun teh. Di jalur kebun teh ini para pendaki takkan henti-hentinya merasa takjub dengan pemandangan hijau yang menyegarkan mata. Cocok bagi para pendaki yang suka mengambil gambar lanskap untuk sekedar kepuasan fotografi atau sekadar untuk memenuhi linimasa media sosialnya. Belum lagi jalur ini masih ramah kaki karena tidak terlalu menanjak atau masih bisa dibilang agak landai dan banyak ‘bonus’.

SIMAKSI DAN FASILITAS DI BASECAMP

Jika pada April 2019 lalu biaya pengajuan Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) Gunung Kembang ini senilai Rp. 15000,-, maka dilansir dari instagram @basecampgunungkembang mulai 09 Juni 2019 mengalami kenaikkan harga menjadi Rp. 20.000,-. Kenaikkan ini dibuat dengan rincian Rp. 15..000,- perhutani (Simaksi dan pajak asuransi), sedangkan Rp. 5000,- untuk fasilitas di basecamp berupa kamar mandi, kebersihan, pengisian daya gawai, dan lain-lain.

Jadi tidak perlu khawatir jika setelah jarak tempuh dari rumah lumayan lama dan butuh isi daya gawai, di sini banyak. Disediakan juga tempat ibadah salat dalam kondisi laik digunakan.

Nah, demi menjaga kelestarian hutan agar tetap hijau, bersih, dan terjaga, pihak basecamp membuat kebijakan agar para pendaki tidak membawa dan menggunakan tisu basah selama pendakian, dan mengganti air minum dalam kemasan ke botol isi ulang.

JARAK SETIAP POS YANG TIDAK TERLALU JAUH

Setelah berjalan kurang lebih enam puluh menit para pendaki akan sampai di gerbang menuju jalur hutan Gunung Kembang yang dinamakan Kandang Celeng. Tenang ya, sahabat Mbludus, itu hanya  namanya saja, kok. Bukan berarti kita benar-benar bakalan perang dengan babi hutan di tengah hutan, hehe.

Dari gerbang kandang Celeng ini, para pendaki masih harus melewati setidaknya lima titik lagi sebelum sampai puncak gunung, yakni: pos Liliput, pos Simpang 3, pos Akar, Sabana, dan pos terakhir dinamakan Tanjakkan Maesra. Meskipun terkesan banyak pos-pos yang harus dilalui, tapi para pendaki tenang saja, soalnya jarak antara pos satu dengan yang lainnya tidak terlalu jauh, kok. Hayo, siapa, nih para pendaki sudah siap mesra-mesraan sama tanjakkan mesra di jalur ini? Yuk, segera keluarkan ranselmu, kemas bajumu, siapkan kakimu, dan bergerak!

Dengan ketinggian 2340 mdpl dan termasuk dalam kategori hutan tropis dengan jenis tumbuhan yang heterogen, membuat jalur di Gunung ini selalu lembab cenderung basah. Dengan jalur pendakian menanjak, pantas saja jika gunung ini biasa dijuluki si kecil cabe rawit! Jadi untuk kepentingan keselamatan, jalur di Gunung ini lebih nyaman ditempuh dengan mengenakan sepatu Gunung sebagai alas kaki ya, walaupun sah-sah saja, sih pakai sandal gunung saja bagi pendaki kawakan.

PEMANDANGAN PUNCAK YANG MEMBUAT TAK INGIN SEGERA BERANJAK

Sahabat Mbludus pasti bertanya-tanya, puncak Gunung Kembang ini pemandangannya apa, sih? Kalau pesona Gunung Prau, sih, jangan ditanya. Pendaki pemula atau pendaki kawakan tentunya sudah sohor dengan kecantikan puncak Gunung Prau yang bisa melihat beberapa puncak Gunung lainnya yang tersebar di Jawa Tengah, seperti; puncak Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, dan Slamet. Jangan khawatir, sahabat Mbludus, setelah melewati Tanjakkan Mesra yang lumayan bikin olahraga jantung, para pendaki yang mencapai puncak akan disuguhi pemandangan eksotis Gunung Sindoro yang gagah berdampingan dengan Gunung Sumbing. Jika berjalan agak jauh ke arah ujung lahan perkemahan, pendaki juga bisa melihat puncak Gunung Prau. Sudah begitu saja? Masih ada satu lagi! Di sini, para pendaki juga bisa menikmati pemandangan berupa kawah mati yang disebut Bimopengkok.

Bagaimana? Sudah siap menjelajah keindahan alam Indonesia? Yang penting Jangan buang sampah sembarangan dan tetap ikuti aturan demi keselamatan, tentunya. (TN)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *