SASAKALA* PANDE GELANG
Diceritakan kembali oleh: Abah Yoyok

Diceritakan, bahwa pada jaman dahulu ada seorang putri raja yang sangat cantik jelita, namanya Putri Arum. Karena kecantikannya itulah maka banyak Pangeran yang datang dengan maksud ingin menyuntingnya untuk dijadikannya permaisuri.

[iklan]

Di antara sekian banyak Pangeran yang bermaksud menyuntingnya tersebut ada dua orang Pangeran yang satu sama lain adalah saudara atau teman seperguruan. Dua-duanya sama-sama menginginkan Putri Arum. Kedua Pangeran tersebut bernama Pangeran Sae Bagus Lana dan Pangeran Cunihin. Keduanya sama-sama memiliki ilmu kesaktian yang cukup tinggi, namun sifat keduanya sungguh sangat berbeda. Pangeran Sae Bagus Lana memiliki sifat baik hati, dan Pangeran Cunihin sifatnya jahat. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan Putri Arum untuk lebih memilih Pangeran Sae Bagus Lana sebagai calon pendampingnya. Kenyataan ini tentu saja membuat Pangeran Cunihin sakit hati. Marah dan malu bercampur aduk dalam hatinya. Maka timbulah niatnya buruknya. Segera ia menyusun rencana untuk mengambil kesaktian Pangeran Sae Bagus Lana, supaya nantinya ia bisa merebut Putri Arum.

Singkat cerita, Pangeran Cunihin berhasil melaksanakan niat jahatnya. Dengan kesaktiannya, ia berhasil merubah Pangeran Sae Bagus Lana menjadi seorang Kakek Tua yang berkulit hitam dan berwajah jelek. Tentu saja Pangeran Sae Bagus Lana jadi terkejut atas perubahan dirinya yang menjadi tua, hitam dan jelek. Ia pun datang menemui gurunya untuk minta petunjuk.  Oleh gurunya ia diberi saran agar ia membuat sebuah gelang besar yang bisa dilewati oleh manusia. Jika nanti Pangeran Cunihin dapat melewati gelang tersebut, maka kesaktiannya akan hilang. Kesaktian Pangeran Sae Bagus Lana akan kembali pulih, dan tubuhnya kembali seperti semula sebagai seorang Pangeran tampan. Setelah mendengar nasehat dari Sang Guru, Pangeran Sae Bagus Lana segera pergi ke sebuah kampung membuka usaha sebagi pembuat gelang, dan mengganti namanya menjadi Ki Pande Gelang.

***

Pada suatu hari di Bukit Manggis terlihat seorang putri yang sangat cantik sedang duduk termenung. Tatapan matanya kosong, dan wajahnya nampak sedih. Ia adalah Putri Arum yang sedang bingung karena ia tidak ingin menikah dengan Pangeran Cunihin . Sementara itu, di balik semak-semak, Ki Pande Gelang kaget sekaligus senang ketika melihat kekasihnya. Namun. Dalam hati ia penasaran, ada apa dengan kekasihnya yang menyendiri di tempat yang sunyi ini. Maka, segera ia datang mendekat, dan tetap berusaha untuk menutupi dirinya yang sebenarnya.

‘’Tuan Putri?’’ Ki Pande menyapa dengan sopan, namun Putri Arum tak menjawab. Agaknya ia sedang asyik tenggelam dalam kesedihannya, sehingga tak menyadari kehadiran seorang kakek di hadapannyanya.

‘’Tuan Putri?’

Putri Arum menoleh, masih dalam diamnya ia memperhatikan lelaki tua yang berdiri di hadapannya. Kulitnya yang hitam legam. Namun, entah mengapa, Putri Arum merasa yakin kalau lelaki itu adalah orang baik-baik.

‘’Saya perhatikan dari tadi. Tuan Putri nampaknya  sedang sedih. Ada apakah gerangan?’’ tanya Ki Pande

‘’Aku memang sedang bersedih. Tapi, tidak ada gunanya juga aku ceritakan masalahku  ini kepada orang lain,’’ jawab Putri Arum.

‘’Maafkan saya, tuan Putri. Saya telah mengganggu dan telah lancang ikut campur dalam masalah tuan Putri.’’ Usai meminta maaf, Ki Pande  bersiap untuk pergi. Namun, tetapi Putri Arum mencegahnya.

‘’Pak Tua, tunggu. Siapa namamu?’’ tanya Putri Arum.

‘’Saya adalah seorang pembuat gelang. Banyak orang memanggil saya dengan nama Ki Pande. Pande Gelang. Mohon maaf, tuan Putri ini siapa?’’ Ki Pande ganti bertanya.

“Namaku Putri Arum,” jawab Sang Putri. Kemudian tanpa diminta, ia menceritakan keadaan dirinya yang saat ini sedang mengalami masalah rumit yang telah membuat hatinya sedih dan bingung.

‘’Saat ini pikiranku kacau. Sebentar lagi, aku akan dinikahkan dengan seorang Pangeran yang tidak aku cintai. Pangeran Cunihin namanya. Meskipun ia tampan rupawan, ia adalah seorang pangeran yang kejam. Ia sangat ditakuti oleh semua orang karena memilki kesaktian yang sangat tinggi. Apa saja yang menjadi keinginannya harus dipenuhi. Jika tak dipenuhi,  dia tak segan-segan memberikan hukuman yang sangat berat kepada siapa saja.’’

‘’Kalau boleh saya tahu, apa yang sedang Tuan Putri lakukan dibukit ini?’’ tanya Ki Pande.

“Aku telah diberi petunjuk dari Yang Maha Kuasa agar menenangkan diri di Bukit Manggis ini. Nanti akan datang seorang Pangeran sakti yang dapat menolongku. Akan tetapi, sudah beberapa hari ini aku menunggu, Pangeran itu belum juga datang. Sebentar lagi, Pangeran Cunihin akan datang ke istana untuk menikahiku,” jawab Putri Arum sembari mengusap air matanya yang berlinang di pipi.

Ki Pande mengangguk-angguk, lalu berkata: ‘’Sebelumnya saya mohon maaf, tuan Putri. Bolehkah saya menghaturkan saran untuk masalah yang sedang Tuan Putri hadapi?’’ ujar Ki Pande

‘’Silahkan, Ki Pande,’’ sambut Putri Arum penuh harap.

‘’Terima kasih, tuan Putri. Menurut saya, sebaiknya diterima saja lamaran dari pangeran Cunihin itu,’’ kata Ki Pande.

‘’Apa? Aku harus menerima lamaran dari Pangeran Cunihin? Gila kamu, Ki Pande! Tidak! Aku tidak mau menjadi istri seorang Pangeran yang jahat!”

Putri Arum marah. Ia menolak mentah-mentah saran Ki Pande. Sambil berusaha untuk tetap tenang, Ki Pande berkata lagi.

‘’Tenang, tuan Putri. Jangan emosi. Saran saya, tuan Putri terima lamaran itu akan tetapi dengan satu syarat. Pangeran Cunihin harus melubangi sebuah batu keramat agar supaya bisa dilalui manusia. Kemudian batu keramat yang telah berlubang itu diletakkan di pesisir pantai. Pekerjaan itu harus selesai dalam waktu 3 hari,” Ki Pande menjelaskan.

“Syarat itu agaknya sangat mudah untuk dipenuhi oleh Pangeran Cunihin,” sahut sang Putri.

“Memang sangat mudah Tuan Putri. Akan tetapi tidak semua orang mau melakukannya, karena dengan melubangi batu keramat, setengah dari kesaktian orang tersebut akan hilang. Lalu, setelah setengah dari kesaktian Pangeran Cunihin hilang, sayalah yang akan melanjutkan rencana ini. ” Ki Pande menjawab ke khawatiran Sang Putri.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Ki Pande, Putri Arum akhirnya setuju. Ki Pande lalu mengajak Putri Arum ke tempat tinggalnya yang lumayan jauh dari Bukit Manggis. Butuh waktu yang cukup lama untuk sampai ke rumah Ki Pande. Putri Arum yang tidak biasa berjalan jauh, tampak sangat kelelahan setelah hampir setengah hari berjalan belum juga sampai ke tempat tujuan. Ketika kemudian mereka sampai di pinggir desa tempat tinggal Ki Pande, Putri Arum jatuh pingsan di atas sebuah batu cadas

Dengan dibantu oleh para penduduk, Ki Pande membawa Putri Arum ke rumah salah seorang penduduk dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Seorang sesepuh desa mengatakan bahwa Putri Arum bisa segera pulih jika diberi minum air gunung yang memancar keluar dari batu cadas. Beberapa orang penduduk segera mencari sumber air itu. Setelah diberi minum air yang berasal dari batu cadas, sesaat kemudian Putri Arum sadarkan diri. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai Putri Cadas Sari.

Setelah tiba di tempat kediamannya, Ki Pande pun mulai sibuk membuat sebuah gelang yang sangat besar, sesuai dengan petunjuk gurunya. Gelang tersebut nantinya akan digunakan untuk menghancurkan kesaktian Pangeran Cunihin. Gelang tersebut akan di buat sebesar batu keramat. Jika Pangeran Cunihin sampai melewatina. Maka, seluruh kesaktianya akan hilang dalam sekejap.

***

Karena kesaktiannya, Pangeran Cunihin akhirnya dapat mengetahui keberadaan Putri Arum yang telah menghilang dari istana. Ia segera menuju rumah Ki Pande, dan membujuk Putri Arum untuk di jadikan sebagai istrinya. Putri Arum dengan tenang menghadapi bujukan Pangeran Cunihin. Ia siap menjadi istri Pangeran Cunihin dengan syarat seperti yang sudah direncanakan dengan Ki Pande di Bukit Manggis. Tentu saja Pangeran Cunihin yang sombong itu menyanggupi syarat yang diajukan oleh Putri Arum.

Dengan kesaktian yang dimilikinya, Pangeran Cunihin dapat menyelesaikan syarat pertama dengan mudah, tak sampai 3 hari. Putri Arum mulai gelisah. Ki Pande kemudian menyuruh Putri Arum untuk mengajukan persyaratan kedua. Yaitu Pangeran Cunihin harus bisa melewati lubang di batu keramat yang ia buat. Sementara Ki Pande sudah meletakkan gelang sakti buatannya pada lubang batu tersebut.

Tanpa pikir panjang lagi, dengan sombongnya Pangeran Cunihin melaksanakan syarat kedua yang diajukan oleh Putri Arum. Setelah melewati lubang di batu keramat tersebut, beberapa saat kemudian Pangeran Cunihin kehilangan kesaktiannya dan berubah menjadi seorang lelaki tua. Dan ki Pande pun berubah menjadi wujud aslinya. Melihat kejadian tersebut  Putri Arum jadi bingung.

Akan halnya kebingungan Putri Arum, Ki Pande yang telah kembali menjadi Pangeran Sae Bagus Lana, segera memberi penjelasan. Bahwa kejahatanyang telah dilakukan oleh Pangeran Cunihin telah membuat ia menjadi seorang lelaki tua yang berkulit legam. Putri Arum lalu mengucapkan terima kasih karena telah diselamatkan dari cengkeraman Pangeran Cunihin. Mereka pun akhirnya menikah dan hidup bahagia.

Konon katanya, tempat di mana Pangeran Cunihin menemukan batu keramat itu, sekarang dikenal dengan nama Kramatwatu. Batu keramat yang telah berlubang itu dinamakan Karang Bolong. Sedangkan tempat sang Putri menyendiri di Bukit Manggis, kini orang mengenalnya sebagai kampung Pasir Manggu, adapun tempat Putri harum disembuhkan dari sakitnya sampai kini bernama Cadas Sari di daerah Pandeglang,. Kampung tempat Pangeran Pande Gelang membuat gelang, disebut Pandegelang.

Catatan:
Sasakala adalah legenda, atau dongeng yang isi ceritanya dipercaya oleh penduduk setempat kalau cerita tersebut benar-benar terjadi.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *