PADA SETIAP SEKON

pada setiap sekon
yang berjalan di kepalaku
segala macam bentuk mimpi
terurai dalam buku-buku

ada banyak tentang sesuatu
yang terparkir di ruang tamu
mencari pintu dalam hening waktu
lalu keluarlah ia
dengan mudah
bersama doa-doa ia rabah

segampang itukah?
Tidak…
disini masih
ada waktu yang harus dirawat
ada waktu yang harus diralat

petualangan ini sungguh panjang
di mata waktu yang terpejam
diam.

seorang perempuan berbisik di telinga
“nak, lukislah doaku ini
Di atas sajadahmu itu,
melangkahlah dan
seberangilah deras sungai mimpi itu,
di sana, kami menunggumu.”

hening.
tiba-tiba aku terbenam dalam ranjang.

Bandung, 2023

SEPOTONG MIMPI YANG TERTINGGAL

apakah harus setiap detak
aku bergelut dengan waktu
demi kangen padamu
atau diri ini perlu rebahan sejenak
untuk mengetuk pintu-pintu mimpi itu

di plafon rumah
angan-angan berterbangan
lalu hinggap di jendela
entah mau kemana ia
tapi aku cuma meratapi
sambil ngopi,
lalu, ia pun tenggelam
dalam larut kopi ku ini

kucoba keluar rumah,
dan pergi ke belakang kandang sapi
suasana sejuk nan asri
ada ladang disana, tempat
dimana dulu aku sempat
menyusun mimpi-mimpi
di bawah pepohonan.

ternyata, ada mimpi yang masih tertinggal di sana
dan sayangnya, mimpi itu tinggal sepotong saja.

Bandung, 2023

KUPADAKU

1/
Pulanglah aku…
pulanglah,
di sana ada ruang
untuk aku raungkan
setelah beberapa lama
sunyi mengunjungi
waktu-waktu yang terparkir rapi

2/
Mandilah aku…
mandilah,
sebab banyak kata
yang memperkosa
tubuhmu yang tabah
maka bilaslah dengan mantra

3/
Sujudlah aku…
sujudlah,
ada yang Wujud sifatnya
tiada ia selain Ia
karena-Nya
setiap yang lahir akan ke hilir
kepada-Nya
segala yang datang akan pulang

4/
Makanlah aku…
makanlah,
jangan biarkan
waktu hidup kelaparan
banyak menu di meja makan
yang perlu disayang

5/
Minumlah aku…
minumlah,
ada dahaga
di setiap celah-celah tubuhnya
ia meraba ke sekujur rasa;
ah, segar telah tiba

6/
Bersyukurlah aku…
bersyukurlah,
ada yang Maha Kasih
yang harus setia aku puji
tiap hari tiap kali
di mana aroma sorga mendatangi

7/
Berdoalah aku…
berdoalah,
demi masa dan segalanya
yang terkurung di kamar distopia
tak tau jalan untuk keluar
hanya kembang-kembang cerita
yang hampir pudar

8/
Aminlah aku…
aminlah,
segala yang semoga tumpah
di atas sajadah
dengan seruan dan pujaan
yang sukar meredah
tanpa titik atau koma

9/
Bacalah aku…
bacalah,
bait-bait ini bermunculan
dari kesunyian yang tersunyi
di mana cuma ada tembakau
dan kepulan asap yang penuh galau
menari-nari di kepala; ah, risau

10/
Berpuisilah aku…
berpuisilah,
sebelum Israfil dan Izrail
membuat aku menggigil
di tiap-tiap ibadah yang terlupa,
maka sebelum itu pula, akuilah aku sebagai puisi yang baqa setelah-Nya

Bandung, 2023

RUANG

barang kali di sana
ada ruang
untuk ku berteduh
dari raung-raung ketakutan
di sini,
sunyi terus menerkam tubuh
mencoba mencabit-cabit sorgaku
obituari dimana-mana;
kadang meraba dada
kadang mengelus-elus kepala
sesekali ia mengingatkanku
untuk pergi ke ruang-Nya
barang kali di sana
aku bertemu
saudara
yang iba.

Bandung, 2023.

MH. Dzulkarnain. Nama pena dari Noer Moch Yoga Zulkarnain. Mahasiswa Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pemuda kelahiran Sumenep Madura. Pernah terpilih sebagai nominasi 50 peserta pilihan kurator pada Lomba Cipta Puisi Festival Pesona Kopi Agroforestry 2022. Yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI bekerjasama dengan Media Indonesia.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *