Isyarat Kematian
Pada percik air mengalir
disentuhlah dingin dan pelan
sayupnya mengabari reranting, tetangga
dan sanak keluarga
aroma penyengat memenuhi ruangan
seluruh penciuman terpusat kepadanya
semua hasrat menumpahkan rindunya
Emba telah tersenyum
memejamkan mata terakhir kalinya
segalanya menjadi pucat
berubah gelap
banjir tangis
hati dan peluk teriris
Emba pergi untuk tidak kembali
Di luar rumah ikut pecah
jalanan dan pertingaan lengah
tak ada yang pasti kecuali mati
tak bisa berjanji apalagi diajak kompromi
segalanya tepat waktu
semuanya datang satu persatu
semuanya juga bisa sekaligus
Emba telah pulang
menemui kematian dengan tenang
dalam sekejap, satu tarikan
terlelap dan hilang selamanya
Madura, 2023
Pagi yang Malang
Pada pagi yang kusam
ditambah hasil panen berantakan
politik menyapa lewat janji yang dilebih-lebihkan
Ibu mengaduk kopi
gulanya dua sendok tanpa kebohongan
di luar sedang berisik mencari dukungan
pagi makin pekat
kekayaan alam lenyap
janji politik telah mematikan suara kebenaran
Apa yang disebut pembangunan
gedung tinggi dengan pemangkasan proyek
atau aspal jalan desa dengan bahan dasar tepung
yang dipoles dokumentasi cantik
pekerjanya pulang
jalannya kembali berlubang
ah, pagi-pagi sudah dibuat suram
Di kantor kota pegawainya rujakan
menunggu absen datang dan pulang
seragamnya coklat keemasan
dibalut acara ceremonial
lengkap sudah sebagai bahan laporan
sungguh pemandangan pagi
yang sudah dilumrah-kaprahkan
Madura, 2023
Dua Jam
Dua jam mau ngapaian
Untuk mengusir lelahmu saja tidak cukup
Perjalananmu terlalu panjang
Pekerjaanmu terlalu sibuk
Dua jam bukan waktu yang pas
Selain singkat badanmu juga perlu istirahat
Dua jam mau ngapain
Bercerita dengan keluarga
Makan malam bersama
Lalu kantukmu mau diletakkan di mana
Sayup matamu terlalu jujur untuk sekedar
saling beradu pandang
Raut yang pucat seakan mengabari semua
tentang letih remuk langkahmu
Dua jam bukan waktu yang panjang
untuk persiapan ritual ranjang
Dua jam mau ngapain
Kamu menutup pintu matahari sudah bangkit
Bentar lagi asap dapur akan mengepul
Dan kehangatan kopi akan segera terhidang
Tapi untuk apa
Jika sekedar berbagi cerita saja tidak bisa
Kamu baru saja terpejam
Tidak mungkin aku bangunkan
Dua jam lagi kamu akan kembali menghilang
Menitip salam lewat pesan
Kadang video call meski sering menghubungkan ulang
Ah,
Semua bukan karena dua jam
Semua karena kita yang terlalu kejam
Sama-sama egois
Sama-sama keras kepala
Tidak bisa mengerti rasa
Bahwa di antara kita ada cinta
Ada doa dan harapan keluarga
Jika boleh terus terang
Sudah lama kita tidak mandi bersama
Madura, 2023
Ajaz Elmazr. Penulis buku Kisah Hujan yang Lain, sekaligus pegiat literasi Komunitas Ghai’ Bintang. Bisa disapa melalui media sosialnya @ajaz_elmazry
Semangat terus kakak senior ku, aku penikmat setia puisi mu????????
Semangat terus kakak senior ku, aku penikmat setia puisi mu????????