Pentingnya Menstimulus Kemampuan Merangkak

Ayah Bunda, pasti pernah melihat kan betapa lucunya bayi yang sedang merangkak? Perhatikan ! Saat bayi merangkak, maka anggota tubuh bayi akan menyilang sedemikian rupa sehingga tangan kiri maju dan kaki kanan maju, lalu tangan kanan maju dan kaki kiri maju dan seterusnya secara bergantian. Gerakan awal sebelum merangkak, biasanya bayi usia 8 bulan mulai mengesot, ada pula yang merayap.

[iklan]

Menurut hasil penelitian bahwa anak-anak yang tidak merangkak atau hanya merangkak sebentar (cepat berjalan), mencapai nilai lebih rendah dalam uji kemampuan anak prasekolah.  Wah sedemikian besar ya efeknya!  Lalu apa saja bahaya apabila  saat bayi kita tidak akan merangkak? Yaitu antara lain:

  • Gangguan Keseimbangan. Karena saat merangkak, bayi akan mengerahkan kemampuannya agar tubuh tetap seimbang, tidak terjatuh saat bergerak kesana kemari yaitu dengan cara menyilangkan anggota tubuhnya.
  • Gangguan Konsentrasi. Ternyata, fakta unik lainnya bahwa ketika merangkak tidak hanya otot besar saja yang bergerak tapi juga koordinasi antara mata, pendengaran, kemampuan berpikir bagaimana caranya agar bergerak, juga mempengaruhi emosi bayi , serta kemampuan mengingat gerak.

Perlu diketahui bahwa gangguan konsentrasi ini ada dua macam, yaitu:

  1. Gangguan konsentrasi audio. Anak cenderung mengalihkan perhatian saat mendengar suara atau bunyi walaupun itu hanya sedikit. Kemudian pecahlah konsentrasinya dan informasi yang sudah didapat oleh si anak kala belajar akan buyar. Misal, anak sedang belajar kemudian perhatian teralih hanya karena terdengar kucing mengeong di luar, suara tertawa temannya, suara radio tetangga, dan lainnya.
  2. Gangguan konsentrasi visual. Anak cenderung tergoda untuk mengalihkan perhatiannya hanya karena melihat sesuatu. Contoh, ketika sedang belajar kemudian anak melihat mobil lewat, televise menyala, temannya lewat dan lainnya.
  • Kesulitan Belajar Dan Kecerdasan Yang Tidak Optimal. Bahaya yang ketiga ketika kita tidak merangkak adalah sulit belajar dan kecerdasan menurun. Wah ngeri ngeri sedapnya bila hal ini terjadi pada kita atau anak/keluarga kita. Secara logika, jika anak sudah mengalami gangguan konsentrasi, maka efeknya adalah anak akan kesulitan untuk mencerna informasi yang diterimanya. Dan tentu berpengaruh lah pada capaian belajar anak.

Lalu bagaimana bila kita atau anak/keluarga kita sudah terlanjur tidak merangkak? Menurut Dr. Tri Gunadi dari klinik Yamet, cara menstimulasi atau mengejar ketinggalan kita yang tidak merangkak yaitu dengan senam otak dirutinkan setiap hari, menggerakkan anggota tubuh secara menyilang seperti :

  1. tangan kanan memegang telinga kiri, tangan kiri memegang telinga kanan secara bergantian. Dilakukan dengan pelan kemudian sampai dengan cepat
  2. tangan kanan menyentuh kaki kiri yang diangkat, bergantian angkat kaki kanan- tangan kiri menyentuhnya. Begitu seterusnya dilakukan bergantian dengan pola lambat kemudian cepat.
  3. Gerak silang menggosokkan tangan kanan ke paha, kemudian secara bersamaan tangan kiri dikepal dan dipukul-pukulkan ke paha.

Dan masih banyak cara lainnya untuk meningkatkan keseimbangan otak kanan dan kiri dengan senam otak.

foto model : Gahara Maena Sastrawan

 

Nur Fitri Agustin (Umi Fitri), si bungsu dari lima bersaudara yang berprofesi sebagai guru TK di Cirebon, sudah merilis buku solo maupun antologi fiksi dan nonfiksi. Banyak pula menulis artikel parenting. Sekarang ini sedang fokus mendalami penulisan buku pengayaan.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *