Menulis secara umum sebagai kegiatan merangkai kata-kata menjadi sebaris kalimat yang memiliki makna pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang ke pembaca. Begitu juga dengan menulis cerita bahwasannya sebuah cerita yang ditulis memiliki suatu tujuan berupa pesan baik tersurat maupun tersirat dari pengarang kepada pembaca. Berbicara tentang cerita tidak dapat dipungkiri ada berbagai macam aspek yang melatarbelakangi sebuah cerita, tetapi alur cerita dan gambaran tokoh menjadi aspek penting dalam membangun imajinasi pembaca. Hal tersebut yang menjadi ciri khas dari sebuah cerita fiksi.

Menulis sebuah cerita membutuhkan keterampilan apalagi menulis suatu cerita sejarah. Kita harus memahami betul periodisasi waktu sejarah itu sendiri. Khairul Jazmi ini menghadirkan cerita sejarah dalam bentuk yang berbeda dengan yang lainnya. Pada umumnya sebuah cerita sejarah terkesan membosankan dan membuat menyerah bagi pembaca kemudian Khairul Jazmi mengemas sebuah cerita sejarah dalam bentuk novel yang isinya menceritakan kisah perjalanan seorang tokoh perempuan yang memiliki nama lengkap Syekhah Rahmah El Yunusiyyah. Novel yang saya baca berjudul Perempuan yang Mendahului Zaman karya Khairul Jazmi termasuk dalam cerita sejarah dan biografi yang dikemas dalam bentuk novel.

Kisah-kisah yang terdapat dalam novel ini hadir dengan gaya kepenulisan dan penggunaan bahasa khas pada karya-karya angkatan sebelumnya. Sejak halaman pertama disuguhkan dengan gambaran lingkungan Padang Panjang dan penggunaan bahasa Melayu yang sangat kental dalam novel tersebut. Penulis mengemas cerita yang dideskripsikan dalam rangkaian kata-kata kiasan yang konotatif. Penulis ingin membangun suatu imajinasi mengenai cerita sejarah dengan bahasa yang sederhana. Alur cerita yang dikemas dengan apik dan rapi sehingga tidak terkesan monoton dan pembaca seolah-olah diajak berkeliling melewati lorong-lorong masa lalu pada setiap bagian cerita.

Rahmah menjadi karakter utama dalam novel yang berjudul Perempuan Yang Mendahului Zaman karya Khairul Jazmi. Sepanjang awal hingga akhir cerita, tokoh Rahmah digambarkan sebagai sosok perempuan yang lemah lembut, rajin, cerdas, dan tegas dalam memimpin.

Rahmah dan kawannya terus berdiskusi dan membahas hak hidup perempuan. Kenapa? Karena melihat contoh pada yang sudah, hampir semua wanita Minangkabau tak tahu apa-apa. Memang ada banyak juga wanita pintar, terutama di Bukittinggi yang bahkan membuat surat kabar, tapi menurut rahmah itu tidaklah cukup. Ruhana Kuddus wanita Kota Gadang itu, mendirikan yayasan dan sekolah Amai Setia untuk kepribadian wanita, juga jahit-menjahit. Ia menjadi pemimpin redaksi koran Soenting Melajoe. Namun, bukan itu yang Rahmah mau. Ia mau kaumnya menikmati pendidikan perguruan islam, sehingga sendi-sendi agamanya kuat dan kokoh (Jazmi, 2020).

Khairul Jazmi dalam menggambarkan tokoh Rahmah yang menjadi sorotan atas perjuangan sejarahnya dalam membela hak-haknya dalam bidang pendidikan sebagai perempuan yang disajikan dalam narasi panjang. Melalui tindakan tokoh yang gentar dalam melakukan aksinya untuk mendirikan sebuah sekolah perempuan ditengah pergolakan antara budaya dan sosial yang sangat bertolak belakang. Namun Rahmah tetap terus berjuang dan pantang mundur bersama teman-temannya yang peduli terhadap pendidikan bagi kaum perempuan.

Novel karangan Khairul Jazmi begitu kental mengenai feminisme. Selain itu, aspek kebudayaan juga ditonjolkan dalam novel tersebut yang digambarkan  mengenai hak-hak perempuan yang ditindas oleh keadaan adat istiadat yang berlaku di Padang Panjang. Perempuan dilarang untuk mengenyam pendidikan karena mereka akan dinikahkan secara paksa oleh keluarganya dan dijadikan budak yang pekerjaannya hanya berada di dalam rumah untuk melayani kaum laki-laki yang telah menjadi suaminya. Kemudian, ditambah lagi dengan penjajah melarang pendirian sekolah bagi kaum pribumi karena berdirinya sekolahan maka kaum pribumi akan menjadi lebih pintar dan memberontak terhadap pemerintahan Belanda. Suasana sulit itulah yang membuat hati Rahmah tergerak untuk mendirikan sekolah khususnya bagi kaum perempuan agar perempuan tidak dipandang rendah derajatnya dalam segala bidang. Novel yang berjudul Perempuan Yang Mendahului Zaman karya Khairul Jazmi ini memiliki persamaan dengan novel yang berjudul Api Tauhid karya Habibburahhman mengkisahkan sejarah seorang tokoh perjuangan. Jejak perjuangan Said Nursi diceritakan melalui perjalanan religius di tanah Turki yang dilakukan oleh tokoh Fahmi dan Hamka dalam novel Api Tauhid.

Said Nursi merupakan tokoh sejarah pada zaman dahulu yang menjadi tokoh idola di Turki dengan bergelar “Badiuzzaman Said Nursi”

Akhirnya dalam waktu tiga bulan, puluhan kitab itu berhasil dia khatamkan tanpa tertinggal satu baris pun. Said pun menghadap Syaikh Muhammed Celali. Dan sangat menakjubkan semua soal yang diajukan Syaikh Muhammed Celali mampu dijawab dengan lancar dan benar oleh Said Nursi (El Shirazy, 2014).

Said Nursi yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dengan sifatnya yang sederhana terhadap gelarnya ia tetap terus belajar menimba ilmu karena dengan ilmu-ilmu yang diperolehnya dari Syaikh-Syaikh hebat pada masanya menjadi kekuatan dan pedoman di masa yang akan datang. Melalui gerakannya dalam menyebarkan paham paham keislaman yang menyebabkan Said Nursi tidak mendapat dukungan dari beberapa pihak tetapi beliau tidak pantang mundur dalam perjuangannya.

Kedua novel yang berbeda tetapi menggambarkan sebuah perjuangan dari tokoh sejarah yang menjadi idola pada masanya kala itu. Semangat dalam membela kebenaran yang ditonjolkan dalam masing-masing cerita begitu apik digambarkan oleh pengarang. Tokoh Rahmah berjiwa perempuan memperjuangkan hak-hak perempuan dikala lingkungan sekitar benyak yang menentangnya. Sedangkan tokoh Fahmi yang begitu menggumi tokoh Said Nursi karena kejeniusannya dalam membela keislamanannya di Turki melawan kepemerintahan tetapi Said Nursi tetap tegas dan kokoh dalam pendiriannya meskipun harus rela keluar masuk penjara karena pergerakannya.

Aspek budaya, religiuitas, dan semangat perjuangan oleh kaum feminisme begitu kental dan digambarkan dengan baik melalui tindakan-tindakan tokoh membuat novel Perempuan yang mendahului Zaman karya Khairul Jazmi menjadi sebuah novel biografi yang wajib untuk dibaca.

Vita Tri Utami, Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *