Tradisi Ngabuburit

Satu hal yang paling ditunggu-tunggu oleh mereka yang berpuasa di bulan Ramadhan adalah azdan Magrib yang menandai bahwa sudah tiba waktunya untuk berbuka puasa, setelah seharian penuh menahan lapar dan haus. Kegiatan menunggu waktu berbuka puasa inilah yang kemudian dikenal dengan istilah Ngabuburit.

Pada awalnya, kegiatan ngabuburit selama Bulan Ramadan diisi dengan berbagai kegiatan religius seperti pesantren kilat, mendengarkan ceramah agama, baca Al qur’an, dsb. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, ngabuburit di Indonesia mulai berkembang menjadi berbagai aktivitas yang lebih bervariasi, seperti: jalan-jalan sore, mencari takjil (bukaan gratis), mengunjungi pasar kuliner, mancing, santai di taman, dsb.

[iklan]

Istilah ngabuburit berasal dari Bahasa Sunda. Kata dasarnya burit, artinya sore. Waktu ini biasanya mulai dari ba’da Ashar (setelah waktu sholat Ashar) hingga sebelum matahari terbenam (menjelang masuk waktu Magrib). Karena itu ngabuburit bisa diartikan sebagai aktivitas menunggu adzan Magrib menjelang berbuka puasa.

Meskipun berasal dari Sunda, istilah Ngabuburit sudah sangat akrab dalam budaya Ramadhan di Nusantara. Di beberapa daerah di Nusantara ini tradisi ngabuburit ini tumbuh dan berkembang sesuai dengan budaya daerah masing-masing. Beberapa tradisi ngabuburit yang ada di Indonesia antara lain:

  1. Kumbohan
    Adalah tradisi ngabuburit yang ada di daerah di Lamongan. Masyarakat menunggu waktu berbuka puasa dengan kegiatan berburu ikan di sungai Bengawan Solo. Di waktu sore biasanya, permukaan air sungai akan surut, sehingga memudahkan masyarakat untuk menangkap ikan.
  2. Balap Perahu Layar
    Untuk mengisi waktu luang saat beribadah puasa, masyarakat di kawasan Pantai Kenjeran, Surabaya-Jawa Timur, seringkali berkumpul untuk mengadakan hiburan dengan kegiatan balapan perahu layar. Adapun perahu yang dipertandingkan bukanlah perahu layar sungguhan, tetapi perahu layar mainan yang berbentuk mini dan dilengkapi dengan berbagai hiasan warna-warni.
  3. Bermain Layangan Hias
    Bermain Layangan Hias ini adalah tradisi ngabuburit yang telah dilakukan secara turun temurun di daerah Majalengka pada saat bulan Ramadhan.
  4. Santai di Pantai
    Menikmati pemandangan sore di pantai juga bisa dijadikan kegiatan dalam menunggu waktu berbuka bagi masyarakat. Di Pantai Losari, Makassar-Sulawesi Selatan, misalnya. Pada saat Ramadhan, banyak didatangi masyarakat yang sengaja menghabiskan waktu dengan ngabuburit di Pantai Losari sembari menikmati pemandangan sore hari di pelataran Masjid Terapung Amirul Mukimin. Tradisi ngabuburit serupa juga bisa ditemukan di daerah Tegal, Jawa Tengah.  Masyarakat seringkali berkumpul di pinggiran pantai utara menikmati indahnya panorama langit sore hari sembari menunggu adzan Mahgrib dikumandangkan.
  5. Main Bleguran
    Di era tahun 70-an, di Jakarta (Betawi), Bleguran adalah kegiatan ngabuburit yang cukup populer. Menunggu waktu berbuka dengan bermain Meriam tradisional yang terbuat dari bambu di lapangan atau pekarangan kebun yang luas.
  6. Ngabuburit di Pasar Kaget
    Memasuki bulan Ramadhan (puasa), di Kota Bandung-Jawa Barat, bermunculan banyak pasar kaget menawarkan aneka ragam kuliner khas Ramadhan yang lezat. Menunggu waktu berbuka, banyak masyarakat yang ngabuburit dengan berburu takjil di berbagai pasar kaget tersebut. Tak hanya di Bandung, pasar kaget Ramadhan ini juga populer dan banyak ditemukan di daerah-daerah lainnya di Indonesia.
  7. Panjat Tebing
    Agak berbeda dengan daerah-daerah lain, pada saat bulan Ramadhan tiba, masyarakat Madiun-Jawa Timur akan menunggu waktu buka puasa dengan berkumpul di Stadion Wilis untuk melakukan berbagai aktivitas olahraga. Di antara berbagai kegiatan olahraga tersebut, salah satu yang cukup populer dan favorit adalah kegiatan panjat tebing. Saking populernya, panjang tebing ini kemudian menjadi salah satu tradisi ngabuburit wajib di Madiun setiap tahunnya.(AY)

Sumber/inspirasi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Ngabuburit
https://www.liputan6.com/ramadan/read/3958252/

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *