H.B. Jassin dalam ‘Tuhan, Imajinasi Manusia dan Kebebasan Mencipta’ di buku Kritik Sastra Indonesia Mencari Kambing Hitam (2017) menyatakan Maka apabila seorang pengarang atau pelukis menggambarkan Tuhan dengan kata-kata, dengan lukisan, ataupun dengan patung, dia tahu bahwa itu bukanlah Tuhan, tapi ide ketuhanan. Demikian pula orang lain, umat yang melihat, mereka tahu bahwa itu bukanlah Tuhan, tapi ide ketuhanan. Jadi, yang dituliskan Shiny adalah penuangan gagasan dirinya sebagai penyair. (Redaksi)
[iklan]
Puisi-Puisi Shiny.ane El’poesya
Maryam
Maryam adalah Ibu
dan sebab Ibu
ia adalah sumber kelahiran kasih
sebab sifat ibu
pula Tuhan melahirkan
alam semesta
Ibu, adalah tempat mengarah segala
tempat tergumpal dendam dan cinta
Dendam sebab sebesar apapun kasih ibu
seorang anak selalu merasa kurang dan tak puas
Dan cinta sebab dalam dendam itu
seorang anak selalu tak mampu membalas
Ibu, adalah darah yang mengalir
dari ujung ubun-ubun hingga kaki
sebelum air anggur dan cawan
jadi penting dalam perjamuan suci
Ibu, adalah daging sejati
ketika ruh seorang anak
masih melayang-layang dalam mimpi
Ibu adalah Maryam
dan Maryam adalah Ibu
yang hidup dalam pelukan
keinginan ilahi
Oleh karenanya, setelah almanak sepi
dalam menghitung mimpi duniawi
ke dalam rumahmu aku kini diam kembali
Menghadap Tuhan–yang turun mencari
anak-anaknya yang jatuh dalam cemas–
di luar surga dan kolam susu abadi
Di Yudea
lahirlah seorang anak kepada kita
yang ditakdirkan untuk mengumpulkan para gembala
Maka datanglah di pinggir palungan
kepada Yohannes, Gabriel
membawa kabar gembira
bahwa telah sampai waktunya
berbuah pohon angggur dan ara
Di Yudea, di Bait Laila,
pada awal bulan Sivan
telah turun kepada kita, bukan …
bukan kata-kata,
melainkan seorang anak manusia
Seperti rembulan, bintangnya
atau asap minyak Mur yang seringkali
masih tersebar harumnya di luar malam hari
–seperti cinta yang kerap menembus jiwamu
Bahwa telah sampai waktunya
yang dari musim telah lama
berbuah pohon anggur dan ara
yang kelak dapat kau simpan
dalam kain lampin mabuk sajakku
Yang dari langit turun ke dadamu
ke Bait Lahmimu–ke rumah dagingmu
Di Yudea. Ya, di Yudea.
Oleh seorang Ibu–yaitu Maria yang jiwanya
senantiasa memuliakan Tuhannya,
telah lahirlah seorang anak kepada kita
yang ditakdirkan untuk membebaskan
manusia dari seluruh rasa bencinya
Di Masjid Ini
Di masjid ini–di masjid malam ini
aku tak melihat seorang pun
ruku atau bahkan bertakbir
hanya kudengar suara sebuah tangisan
gaib yang menggema sudah begitu tua
Suara itu entah mengapa aku rasa
ingin sekali memeluknya
mengasihi dan mencintainya
Diambil dari buku puisi ‘Bidadari Masehi’ karya Shiny.ane El’poesya