Close Menu
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Mbludus.com
    • Beranda
    • Berita
    • Humaniora
      • Sosial Politik
      • Sosialita
      • Pendidikan
      • Tradisi
      • Lingkungan
    • Sains
    • Sastra
      • Cerbung
      • Cerpen
      • Dongeng
      • Drama
      • Kritik Sastra
      • Puisi
    • Kreasi
      • Bisnis
      • Musik
      • Sinematografi
    • Merchandise
      • Buku
      • Baju
      • Kerajinan Tangan
    • Lainnya
      • Profil Redaksi
      • Penerimaan Naskah Mbludus.com
    Mbludus.com
    You are at:Home » Pendidikan » Lima Jurus Dasar Menulis Puisi
    Pendidikan

    Lima Jurus Dasar Menulis Puisi

    29 April 2020Updated:30 April 2020Tidak ada komentar4 Mins Read75 Views
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    Share
    Facebook Twitter Telegram WhatsApp

    Lima Jurus Dasar Menulis Puisi

    Apa itu puisi?
    Secara sederhana, Puisi adalah nyanyian hati, curahan rasa yang tersusun dalam rangkaian kata dengan mematuhi kaidah-kaidah penulisan yang berlaku pada puisi. Dengan kata lain, puisi adalah Bahasa Rasa’. Karena itu siapa saja yang mampu mengolah perasaannya dalam rangkaian kata, maka dia bisa menulis puisi.

    Sebuah karya puisi pada hakekatnya adalah sikap atau pandangan penulis terhadap apa yang dilihat, didengar dan atau yang dialaminya sendiri. Karena itu bisa muncul banyak gaya atau bentuk penulisan puisi. Ada puisi romantis, protes sosial, jenaka, kritik, dsb.Semua itu sesuai dengan jiwa atau idealisme penulis.

    [iklan]

    Puisi-puisi yang pernah kita baca, biasanya terlahir dari berbagai macam proses atau cara. Dan kalau kita cermati dari cara penulisannya, puisi-puisi itu tak lebih dari sebuah ungkapan hati yang dituangkan melalui kata-kata yang dihasilkan berdasarkan cara pandang penulis dalam menuangkan karyanya.

    Berbagai macam gaya, tema dan masalah bisa ekspresikan lewat puisi. Mulai dari masalah cinta, sosial, ekonomi, kemiskinan, korupsi, sain, politik dan agama. Tema cinta adalah tema yang paling banyak diminati dan paling asyik untuk diutak-atik menjadi sebuah puisi, baik oleh yang muda maupun yang tua.

    Proses terciptanya sebuah puisi bisa melalui 5 jurus dasar.

    Jurus 1
    JURUS MENGUNGKAP FAKTA DIRI.
    Melalui jurus ini puisi tercipta berdasarkan observasi pada diri sendiri, terutama pada faktor fisik atau jasmani fisik. Misalnya pada saat berkaca, bisa jadi akan lahir puisi seperti berikut ini:

    FITNAH
    Jika ada yang bilang kamu jelek,
    tenang saja, jangan emosi

    Jika ada yang bilang kamu kampungan,
    cuek saja, jangan dilayani

    Jika ada yang bilang kamu bego,
    biarkan saja, jangan ambil pusing

    Jika kemudian ada yang bilang kamu cantik
    Itu fitnah namanya.

    Jurus 2
    JURUS MENGUNGKAP RASA DIRI
    Seringkali perasaan kita tergugah ketika merasakan, mendengar atau melihat obyek tertentu. Melihat Sendal Jepit, misalnya. Bisa saja membuat perasaan kita jadi sedih, senang, marah, cinta, sayang, haru, dsb. Perasaan itu kemudian kita ungkapkan dalam bentuk tulisan. Maka jadilah puisi seperti berikut ini.

    SENDAL JEPITKU
    Kemana pun aku melangkah,
    engkau setia menemaniku
    tanpa pamrih lindungi telapak kakiku
    dari segala bahaya
    Tanpamu dunia jadi sempit

    Jurus 3
    JURUS MENGUNGKAP FAKTA OBYEK LAIN
    Sebuah puisi bisa saja tercipta berdasarkan fakta-fakta di luar diri dan ditulis apa adanya, misalnya ketika melihat Sendal Jepit, kemudian muncul gagasan untuk menulis puisi. Dan jadinya seperti ini:

    SENDAL JEPIT
    Sepasang sendal jepit
    Warnanya beda
    Yang kiri warna merah
    Yang kanan berwarna putih

    Jurus 4
    JURUS MENGUNGKAP RASA/PERASAAN OBYEK LAIN
    Dalam Jurus 4 ini sebuah puisi bisa tercipta dengan cara mengungkapkan perasaan dari obyek tertentu yang berada di luar diri penulis, baik perasaan orang lain maupun benda-benda di sekitarnya yang seolah-olah menjelma menjadi manusia. Misalnya ketika melihat melihat sebuah ruangan seusai rapat dan banyak kursi berantakan dapat saja terlahir puisi seperti berikut ini:

    DOA SEBUAH KURSI
    Seusai pertemuan
    ratusan kursi berantakan dalam ruang
    di sebuah gedung mewah megah.

    sepi malam merayapi keheningan
    dalam diam kursi-kursi itu berdo’a

    Ya Tuhan, semoga nanti
    tak kucium lagi bau kentut yang sama
    dari calon majikanku yang baru.

    Jurus 5
    JURUS MENGUNGKAP KEHADIRAN YANG BELUM HADIR
    Pada tahap ini puisi sudah merupakan hasil kristalisasi yang sangat mendalam atas segala fakta, rasa dan analisa menuju jangkauan yang bersifat lintas ruang dan waktu, menuju kejadian di masa depan. Puisi dipandang mampu untuk menyampaikan gagasan dalam menghadirkan yang belum hadir, yaitu sesuatu hal yang pengungkapannya hanya bisa melalui puisi, tidak dengan yang lain. Misalnya tentang cita-cita, budaya, dan gaya hidup masyarakat di masa depan, nasip rakyat, keadaan negara, dll.

    Salah satu contoh yang menarik adalah lahirnya puisi paling tegas dari para pemuda Indonesia, tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta.

    SOEMPAH PEMOEDA
    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia
    Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.

    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia
    Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia

    Kami Poetera dan Poeteri Indonesia
    Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.

    Begitulah kira-kira tahapan proses lahirnya puisi berdasarkan cara pandang dari apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. Oh iya, jangan ragu-ragu untuk mencurahkan rasamu ke dalam tulisan. Jangan takut salah. Tak ada yang salah dengan perasaan. Tulis saja apa yang ingin kau tulis, dan jangan lupa ya, setelah karya puisimu selesai, cobalah baca ulang. Karena puisi adalah Bahasa Rasa, maka bacalah kembali karyamu yang sudah selesai itu dan rasakan. Apakah tulisan terasa gregetnya atau emosinya. Apakah baris demi baris kalimat terasa enak nada dan iramanya ketika dibaca? Apakah ada imaji yang muncul mengusik hati seusai membacanya? Kalau belum, cobalah perbaiki tulisanmu dengan menambah, mengurangi atau mengganti pilihan kata yang pas menurut perasaan, dan enak dibaca/didengarnya.  Selamat mencoba. (AY)

    Dapoer Sastra Tjisaoek
    April 2020

    Arti puisi Belajar menulis puisi Hari Puisi Indonesia Hari Puisi Nasional
    Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp
    Previous ArticleRitual Siraman Pengantin
    Next Article Teka-Teki Ayam dan Telur

    Postingan Terkait

    Membaca Peta Jalan Pemikiran Gus Dur: Catatan dari Esai Republik Bumi di Surga

    31 Mei 2025

    Puncak Hari Puisi Indonesia tanpa Pemenang Buku Puisi Terbaik di Tahun 2024

    24 Desember 2024

    Bahasa Indonesia sebagai Alat Komunikasi dan Persatuan Bangsa

    23 Oktober 2024
    Leave A Reply Cancel Reply

    Postingan Terbaru

    Refleksi dalam Cerpen “Requiem Burung Gereja”

    11 November 202530 Views

    Sandal Jepit Pesantren

    9 November 202511 Views

    Mengenal Sistem Administrasi Negara Indonesia

    30 Oktober 20252 Views

    Membaca ‘Rahasia Tanda’ di Universitas Pancasakti Tegal

    29 Oktober 202511 Views
    Kategori
    • Berita Terkini (206)
    • Bisnis (7)
    • Buku (80)
    • Cerbung (19)
    • Cerpen (157)
    • Dongeng (90)
    • Drama (28)
    • Europe (1)
    • film (1)
    • Highlights (2)
    • Kritik Sastra (75)
    • Lingkungan (52)
    • Money (5)
    • Musik (18)
    • News (9)
    • Pendidikan (66)
    • Politics (3)
    • Profil Redaksi (16)
    • Puisi (186)
    • Sains (50)
    • Science (5)
    • Sinematografi (22)
    • Sosial Politik (29)
    • Sosialita (141)
    • Sports (5)
    • Tech (5)
    • Tradisi (98)
    • Travel (4)
    • UK News (4)
    • World (1)
    Advertisement
    Follow Kami
    • Facebook
    • Instagram
    • YouTube

    Bermis Serpong ASRI Blok B7/19 RT/RW 02/04, Cisauk - Tangerang

    Untuk Pengajuan Iklan dan Kerja Sama Hubungi:

    Email : redaksi@mbludus.com / dapoertjisaoek@gmail.com
    Kontak: -

    Facebook Instagram YouTube
    Syarat dan Ketentuan
    Definisi

    Ketentuan Layanan

    Ketentuan Konten

    Penggunaan dan Hak Cipta

    Undang-Undang ITE

    Tim Redaksi

    Penerimaan Naskah
    Flag Counter
    Flag Counter

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Ad Blocker Enabled!
    Ad Blocker Enabled!
    Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please support us by disabling your Ad Blocker.