
Pada jaman yang konon sudah modern dan apa-apa sudah serba canggih ini dimana ternyata masih banyak anak-anak muda di negeri ini yang kurang sopan santun.
Bukan tanpa alasan saya menulis ini. Kemarin itu saya sempat menonton satu konten/podcast misteri di youtube. Narasumbernya sudah senior. Seorang pria yany saya perkiraan usianya sekitar 60an.
Kenapa sekitar enam puluh tahun? Karena saya tinggal menghitung saja. Katanya, narasumber itu sudah ditawari kerja di Bandara pada tahun 1995. Sebagai seorang pengemudi yang antar jemput pramugari. Andai waktu itu usianya 30an maka pada tahun 2024 ini usia beliau kisaran 60an itu.
Logika saja. Menjadi driver di Bandara yang tugasnya mengantar jemput crew pesawat pastilah dipilih seorang supir yang sudah berpengalaman. Taruhlah pada usia 30 an itu dia sudah punya banyak pengalaman.
Jika kemudian bolak balik story nya bagaimana si narasumber ketemu Hantu ketika sedang dinas/ piket malam. (Bandara saat itu belum musim penerbangan dini hari. Pukul 2 dini hari tak banyak kegiatan di area bandara).
Bagi saya tidak penting bagaimana kemudian story dia mengalir. Sering melihat penampakan. Pintu terbuka sendiri. Di Mushola seperti ada yang ngaji tapi kosong pas didatangi? Itu hanya bumbu cerita. Karena saya justru terganggu dengan si pembawa acaranya. Lelaki tambun yang konon kelahiran tahun 1995 itu entahlah gimana cara dia dalam bergaul? Pokoknya dia bolak balik menanyakan tahun kejadian. Lalu menebak-nebak sendiri, “Bapak pasti sekarang sudah punya cucu…” What a silly question.
Berkali-kali fisik si narasumber ditertawakan. Berkali kali dia menanyakan soal tahun kejadian. Andai bisa… pasti terang-terangan mungkin si pembawa acara akan menanyakan tahun kelahiran si narasumber.
What a stupido pembawa pembawa.
Di negeri ini memang banyak anak muda yang kurang adab. Apalagi ketika bertemu dengan seseorang yang ubanan?
Seolah… seseorang nggak boleh terlihat tua apalagi peot di depan mereka. Uban pun kalo bisa kudu disemir. Otherwise seseorang tak akan dianggap jika dari penampilannya saja sudah ubanan.
Mereka tak membaca salah satu hadist? Bahwa uban adalah cahaya surga. Uban dan tua itu tanda kematangan seseorang dalam menjalani hidup. Tentu banyak juga yang karena faktor tertentu, dimana seseorang sudah ubanan saat usia masih belasan.
Anak- anak muda yang seolah menganggap remeh seseorang yang sudah tua? Anggap remeh mereka yang sudah terlihat tua? Mengapa bisa demikian? Mengapa hal-hal seperti ini terjadi. Beda sekali dengan di Kota-kota besar Amerika atau Eropa yang saya kunjungi. Para anak mudanya sigap membantu para orang yang dianggap sudah tua ketika dalam kabin pesawat atau pada tangga-tangga di stasiunnya. Bandara-bandara atau stasiun-stasiun mereka masih banyak model baheula. Di mana seseorang yang senior akan kesulitan dengan bawaan koper-koper mereka. Tapi di sana? Anak-anak mudanya sigap. Di Negeri ini? Anak-anak mudanya jarang mau membantu. Beda ketika mereka ketemu cewek ABG dengan puser seksi yang kesusahan membawa koper di stasiun, misalnya. Tak minta tolong pun? Para cowok pasti sudah klamas klimis mereka punya kumis. Wew.
Mereka pikir… mereka tidak akan tua? Mereka pikir… mereka akan selamanya muda? Mereka pikir rambut mereka juga tak akan ubanan? What’s wrong memangnya dengan seseorang yang sudah peot, keriput, tua dan ubanan? Apakah mereka pikir hanya orang-orang muda dan yang masih berambut hitam saja yang pegang kendali kehidupan? Dunia dalam genggamannya? Mereka pikir mereka tau semuanya? Tau yang terbaik? Ah…
Enggak heran jika kemudian ada kejadian Ibu-ibu yang sudah rada sepuh dan dengan penampilan sederhanan ditertawakan anak-anak perempuan di bioskop ketika ibu itu sedang melihat-lihat poster film yang sedang/ akan tayang. Tak hanya itu karena mereka para cewek-cewek itu cekikikan sembari memvideokan hal itu.
Ah… anak-anak muda yang sok tau. Terlalu gaul? Merasa modern sendiri? Kurang membaca buku? Mal-mal atau pergaulan jaman now jadi acuan kehebatan? Ah… mereka hanya manusia- manusia naif yang sombong. Mereka belum tau bahwa dari orang- orang senior lah mereka bisa mempelajari berbagai hal dalam kehidupan yang tak mudah ini. Hidup ini asin, darling. Makanya jangan sok tahu. Mending tempe aja deh. LoL.
(Cikeu Bidadewi)