Menolong si Tuan Pemarah

diceritakan oleh Zahra Zetira

Di sore hari Mimi Tikus dan teman-temannya sedang bermain Petak Umpet di taman. Ketika Mimi mendapat giliran bersembunyi, ia sembunyi di dalam pipa besar yang gelap. Ia tidak mengetahui kalau di dalam pipa tersebut ada Tuan Mio, si Kucing pemarah yang sedang tidur. Tak sengaja ia menginjak ekor Tuan Mio yang pemarah itu.

“Meoooong!” Tuan Mio terkejut ketika ekornya terinjak oleh Mimi. Ia terbangun dan menangkap Mimi dengan cakarnya.

“Ma…maaf, maafkan aku, Tuan Mio,” kata Mimi dengan gemetar, “aku tak sengaja telah menginjak ekormu. Lepaskan aku, tuan, aku mohon, ” pinta Mimi penuh harap agar kiranya Tuan Mio akan melepaskan dirinya.

“Tidak! Kau telah mengganggu tidurku. Aku tak akan melepaskanmu,Mimi.”

“Sungguh, aku tak tahu kalau ada tuan yang sedang tidur dalam pipa ini.”

“Apapun alasanmu, aku tetap tidak akan melepaskanmu. Kau akan kujadikan santapanku.”

“Jangan, Tuan Mio. Aku mohon. Jika tuan melepaskan aku saat ini, aku berjanji kalau pada suatu saat nanti tuan mengalami kesulitan, aku akan membantu tuan.” Mimi mencoba merayu tuan Mio agar mau melepaskan dirinya.

“Lucu sekali ucapanmu, Mimi. Mana mungkin hewan kecil sepertimu bisa membantu  kesulitanku.” Si Kucing pemarah itu merasa lucu mendengar janji Mimi. Ia pun tertawa,

“Ha…ha…ha…” tuan Mio tertawa terus menerus, hingga tak sadar kalau Mimi sudah terlepas dari genggaman cakarnya.

[iklan]

Mimi segera melompat, dan pergi meninggalkan tuan Mio Kucing yang masih tertawa. Mimi kembali ke taman. Di sana teman-temannya sedang menunggu dengan hati khawatir akan keselamatan dirinya. Mimi lalu menceritakan kepada teman-temannya tentang apa yang baru saja terjadi dengan dirinya. Hari semakin sore, Mimi dan teman-temannya mengakhiri permainan mereka. Dan kembali ke rumah masing-masing.

Keesokan harinya, Mimi dan teman-temannya kembali bermain di taman. Ketika sedang asik bermain, tiba-tiba mereka mendengar suara seekor kucing meminta tolong.

“Meooong…meooong! Tolong… tolong aku!”

Mimi segera menyadari siapa pemilik dari suara tersebut. “Teman-teman Itu seperti suara Tuan Mio!” seru Mimi, “sepertinya dia sedang dalam bahaya. Ayo teman-teman, bantu aku untuk menolongnya.” Mimi meminta bantuan kepada teman-temanya untuk ikut menolong Tuan Mio dari bahaya.

“Baiklah, Mimi. Kami semua akan membantumu. Ayo teman-teman kita bantu Mimi menolong Tuan Mio, si kucing pemarah itu!” perintah salah satu teman Mimi. Kemudian mereka semua segera menuju ke tempat suara Tuan Mio berasal.

Mereka berhasil menemukan tuan Mio. Ternyata tuan Mio sedang diserang oleh tiga ekor Anjing liar. Segera Mimi dan teman-temannya membantu Tuan Mio. Mimi dan teman-temannya menggigit ketiga Anjing liar itu. Ada yang memanjat tubuh Anjing-anjing tersebut lalu menggigitnya, ada juga yang menggigit ekor-ekornya, ada juga yang menggigit kakinya.

“Rasakan gigitanku ini, anjing-anjing pengganggu!” seru Mimi, “cit…cit..cit…cit…cit…” Mimi menggigit ekor salah satu Anjing liar itu sampai akhirnya anjing liar itu pun berlari kessakitan, meninggalkan teman-temannya.

Tuan Mio kemudian berterima kasih kepada Mimi dan teman-temannya karena sudah menolong dirinya dari gangguan anjing-anjing liar. Tuan Mio merasa malu karena telah menertawakan dan meremahkan Mimi kemarin. Ia pun segera meminta maaf.

“Maafkan aku karena telah menertawakanmu kemarin, Mimi.” pinta tuan Mio.

“Tidak masalah, tuan. Aku hanya menepati janjiku kepada tuan,” jelas Mimi. Akhirnya mereka menjadi teman. Mereka berjanji akan saling membantu dalam susah dan senang.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *