Cublak-Cublak Suweng adalah lagu dolanan anak-anak di Jawa yang diciptakan oleh Sunan Giri sekitar tahun 1422M. Meskipun lagu dolanan namun syair lagunya sarat makna mengenai nilai-nilai utama dalam kehidupan.

Lagu dolanan Cublak-Cublak Suweng ini menjadi bagian dari permainan anak-anak maupun remaja yang dimainkan secara berkelompok oleh perempuan dan lelaki.

[iklan]

CARA BERMAIN

Inti  dari permainan Cublak-Cublak Suweng adalah: mencari anting-anting yang disembunyikan. Dari semua pemain ada 2 anak yang mempunyai peran khusus. Yang Pertama dia akan menjadi Pak Empo (Pak Empong) yang nantinya harus mencari anting-anting. Yang Kedua adalah Pemimpin yang akan  memimpin jalannya permainan.

Untuk menentukan siapa yang menjadi Pak Empo (Pak Empong) dilakukan pengundian. Karena jumlah pemainnya banyak  (4-6 orang),  maka undian dilakukan dengan cara  Hum Pim Pah untuk menentukan pemenang demi pemenang.

Hum… Pim…Pah !

Alaihum gambreng

……..

Begitu terus, hum pim pah diulang-ulang sampai kemudian peserta tinggal dua orang. Dua orang yang tersisa itu segera mengundi nasibnya dengan cara: pingsut, sut, encon atau gamsit.

Selanjutnya, yang kalah dalam pingsut, dia menjadi Pak Empong yang harus menebak siapa yang menyembunyikan suweng (anting-anting). Dia harus mendekam seperti orang bersujud, wajahnya diletakkan di kedua telapak tangannya terbuka yang terbuka. Tangan dan kakinya menyatu dengan badan. Sementara, peserta lain menengadahkan satu  telapak tangan di punggung orang yang harus menebak (Pak Empong). Salah satu peserta yang menjadi Pemimpin kemudian memegang kerikil atau benda lain sebagai anting-anting yang akan disembunyikan.

Permainan kemudian dimulai dengan menyentuhkan kerikil ke setiap telapak tangan peserta, seiring dengan lagu yang didendangkan bersama-sama.

cublak-cublak suweng,
suwenge ting-gelenter,
mambu ketundung gudel,
pak empong lera lere,
sopo ngguyu ndeliake.

Setelah sampai pada kata ndelikake, kerikil harus digenggam oleh peserta yang telapak tangannya terakhir kali disentuh. Seluruh peserta menyanyikan bait berikutnya dari lagu Cublak-cublak Suweng.

sir, sir pong dele kopong
sir, sir pong dele gosong

Orang yang harus menebak (Pak Empong) bangun dan duduk bersimpuh. Sementara peserta lain menyanyikan bait, “sir, sir pong dele gosong” sebanyak mungkin sampai Pak Empong bisa menebak siapa yang menyembunyikan suweng. Sambil menyanyi, para pemain menggesek-gesekkan telunjuk kanan dan kiri dengan gerakan seperti orang sedang mengupas atau mengiris sesuatu. Pak Empong hanya punya kesempatan satu kali untuk memilih. Bila salah menunjuk maka permainan dimulai dari awal lagi. Pada permainan yang kedua ini posisi Pak Empong berbaring dengan mata ditutup. Jika kemudian pak Empong berhasil menemukan orang yang menyembunyikan antingnya maka orang tersebut gantian menjadi pak Empong.

Hati-hati, jika pak Empong sampai gagal menebak siapa yang menyembunyikan suweng untuk kali yang kedua, maka ia harus rela menerima hukuman yang diputuskan oleh para pemain yang lain, atau hukuman yang telah disepakati bersama. Jalan jongkok, menyanyi sambil menangis, atau apa saja. Terserah, yang penting membuat suasana menjadi tambah meriah. Kalah menang bukan tujuan. Yang penting permainan berjalan sesuai aturan dan semua bisa gembira dalam kebersamaan.

***

TERJEMAHAN  DAN TAFSIR LAGU DOLANAN CUBLAK-CUBLAK SUWENG,

Cublak-cublak suweng,

Cublak artinya tempat,  Suweng adalah anting-anting perhiasan wanita Jawa. Cublak-cublak suweng, artinya ada tempat anting-anting atau bisa juga ditafsirkan sebagai harta berharga. Suweng dapat juga diartikan sebagai suwung, sepi, atau sejati. Suweng adalah Harta Sejati.

Suwenge teng gelenter,

artinya cincinnya berserakan. Harta Sejati itu berupa kebahagiaan sejati yang pada hakikatnya memang sudah ada,  berserakan di sekitar kehidupan manusia.

Mambu ketundhung gudel,

Mambu berarti bau (baunya atau berbau); ketundhung artinya dituju; gudel adalah anak kerbau). Maknanya, banyak orang berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan orang-orang bodoh (yang diibaratkan Gudel) mencari harta yang berserakan tersebut di sekitar manusia dengan penuh nafsu ego, serakah dan korup. Tujuan mencari harta adalah untuk menemukan kebahagiaan sejati.

Pak Empong lera-lere,

Pak Empong tengok kanan tengok kiri. Orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu, bukan Harta Sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri.

Sopo ngguyu ndhelikake,

Siapa yang tertawa dialah yang menyembunyikan. Hanya orang yang bijaksana yang akan menemukan Tempat Harta Sejati atau Kebahagian Sejati. Dia adalah orang yang tersenyum-sumeleh (berserah diri) dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.

Sir-sir pong dele kopong,

Sir (hati nurani) pong dele kopong (kedelai kosong tanpa isi). Artinya di dalam hati nurani yang kosong (gosong). Maknanya bahwa untuk bisa menemukan Tempat Harta Sejati (Cublak Suweng) atau kebahagiaan sejati, orang harus melepaskan diri dari kecintaannya pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, tersenyum, sumeleh (berserah diri), rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam Sir-nya atau hati nuraninya. (AY)

Pesan moral lagu dolanan “Cublak Suweng” adalah:

Untuk mencari harta sejati atau kebahagiaan sejati janganlah manusia itu hanya menuruti hawa nafsunya sendiri  yang cenderung serakah, tetapi semuanya kembalilah ke dalam hati nurani, sehingga harta kebahagiaan itu bisa melimpah menjadi berkah bagi siapa saja. (AY)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *